AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 24 Januari 1957 tepat 66 tahun silam, mewakili pemerintah Uni Soviet (kini diteruskan Rusia) Duta Besar Uni Soviet untuk Indonesia Zukhov menyerahkan pesawat Ilyusin IL-14 Avia kepada Presiden Soekarno di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Penyerahan pesawat angkut sedang bermesin ganda tersebut sebagai tanda persahabatan yang baik antara Uni Soviet dan Republik Indonesia.
Pesawat Ilyusin IL-14 tersebut kemudian diberi nama Dolok Martimbang oleh Presiden Soekarno dan mendapatkan nomor registrasi T-401. Selanjutnya pesawat dioperasikan oleh AURI (kini TNI Angkatan Udara).
T-401 Dolok Martimbang selanjutnya digunakan sebagai pesawat Kepresidenan RI, yaitu pesawat untuk transportasi Presiden Soekarno saat melaksanakan perjalanan dinas ke seluruh pelosok Nusantara maupun ke luar negeri.
TNI Angkatan Udara menerangkan, keberadaan Dolok Martimbang sebagai pesawat kepresidenan ini turut menjadi embrio lahirnya Skadron Angkut Khusus (Skadron Udara 17) yang mempunyai tugas pokok melayani penerbangan VVIP/VIP.
Saat itu yang menjadi kru T-401 Dolok Martimbang adalah Kapten Udara Sri Moelyono Herlambang, Letnan Udara I The Tjing Hoo, Letnan Udara II A. Carqua, Kapten Udara Soesanto, dan Letnan Udara I Basjir.
Tahun 1962, T-401 Dolok Martimbang tidak dioperasionalkan lagi menjadi pesawat kepresidenan. Posisinya digantikan oleh pesawat kepresidenan baru yaitu Lockheed C-140 Jet Star dari Amerika Serikat.
Selanjutnya pada tahun 1975, pesawat T-401 Dolok Martimbang resmi dipurnabaktikan karena faktor usia dan ketiadaan suku cadang.
Untuk diketahui, TNI Angkatan Udara total memiliki 22 pesawat angkut Il-14 Avia yang mulai berdatangan sejak tahun 1958.
Beruntung, satu unit di antaranya masih dapat disaksikan saat ini.
Pesawat bersejarah tersebut menjadi koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla), Yogyakarta sejak tahun 2017.
-RBS-