AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Aerospace Industries (KAI) dari Korea Selatan mengungkapkan bahwa mereka akan menghidupkan lagi program pembuatan jet tempur ringan dan murah berbasis FA-50 Fighting Eagle.
Berbeda dengan FA-50 yang bertempat duduk tandem, jet tempur baru yang diberi kode F-50 ini akan bertempat duduk tunggal.
Keunggulan yang ditawarkan F-50 adalah harga unit dan biaya operasional yang lebih murah dibandingkan pesawat tempur sekelas F-16.
Dapat dipahami, karena sebelumnya KAI pernah terlibat kerja sama dengan Lockheed Martin dalam pengembangan pesawat latih T-50A untuk program jet latih baru untuk Angkatan Udara AS (USAF).
Jet latih canggih T-50A dibuat dengan mengadopsi konsep desain dan teknologi dari F-16 Fighting Falcon yang diproduksi oleh KAI secara lokal di bawah lisensi sebagai KF-16.
Dengan demikian, T-50 (kemudian berubah menjadi FA-50) membuka peluang bagi KAI untuk melahirkan jet tempur ringan baru F-50.
Pesawat tersebut diklaim akan dapat melakukan 80% dari kemampuan F-16, tetapi dengan biaya lebih rendah, seperti dilansir Aviationline (17/1).
KAI telah mengusulkan jet tempur F-50 ini sebagai pengganti beberapa lusin F-5 Tiger II yang masih digunakan oleh Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) saat ini.
Selain itu, keberhasilan ekspor jet FA-50 baru-baru ini ke Polandia, meyakinkan KAI untuk melanjutkan program jet tempur ringan F-50 berbasis FA-50 ini.
Seperti diketahui, di dunia masih ada ratusan jet tempur ringan tua yang masih operasional seperti MiG-21, F-5 Tiger ll, Cessna A-37 Dragonfly, A-4 Skyhawk, Alpha Jet, maupun L-39 Albatros.
F-50 diklaim berpeluang untuk menggantikan pesawat-pesawat tersebut.
-RBS-