AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam pengembangan jet tempur multiperan generasi 4,5 KF-21 Boramae, sebanyak delapan prototipe dibangun oleh Korea Aerospace Industries (KAI). Terdiri dari enam unit untuk uji terbang dan dua sisanya untuk uji darat.
Seperti diketahui bersama, prototipe pertama KF-21 sukses melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 19 Juli 2022.
Jet dengan nomor ekor 001 ini lepas landas dari landasan pacu Wing Pelatihan Penerbangan ke-3 Pangkalan Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) dekat markas KAI di Sacheon, Gyeongsang Selatan.
Selanjutnya disusul penerbangan perdana prototipe KF-21 kedua (002) pada 10 November 2022 dan prototipe ketiga (003) pada 5 Januari 2023.
Ketiga prototipe yang telah mengudara tersebut adalah varian tempat duduk tunggal, dan semuanya diterbangkan oleh pilot uji Korea Selatan.
Sementara prototipe keempat (004) adalah varian bertempat duduk ganda model tandem pertama (versi tandem kedua dengan nomor ekor 006) akan melaksanakan penerbangan perdana tahun ini.
Lalu menjadi pertanyaan besar, kapankah pilot uji asal Indonesia yang telah dipersiapkan oleh TNI Angkatan Udara (TNI AU) menerbangkan prototipe Boramae?
Santer disebut, prototipe KF-21 dengan nomor 005 adalah pesawat yang nantinya akan dikirimkan ke Indonesia sebagai Flying Test Bed (FTB) untuk PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Nah, kemungkinan besar pesawat KF-21 005 inilah yang akan diterbangkan oleh pilot uji dari Indonesia, yang rencananya dilaksanakan tahun 2023 ini.
TNI AU telah menyiapkan dua pilot uji terbaiknya yakni Kolonel Pnb Mohammad Sugiyanto dan Letkol Pnb Ferrel Rigonald yang bertugas menerbangkan prototipe Boramae di Negeri Ginseng tersebut.
Dalam beberapa uji terbang lanjutan prototipe KF-21, Sugiyanto dan Ferrel telah terlibat langsung sebagai chaser, dengan menerbangkan jet FA-50 Golden Eagle.
Untuk diketahui, dari keenam prototipe uji terbang KF-21, seluruh pesawat akan melaksanakan uji dengan total 2.000 kali penerbangan hingga tahun 2026.
Selanjutnya pesawat akan memasuki jalur produksi dan diserahkan pertama untuk AU Korea Selatan pada 2028, menyusul setelah itu untuk Indonesia.
Dalam perjanjian awal kerja sama program jet yang sebelumnya dikenal sebagai KF-X dan IF-X ini, AU Korea Selatan akan mendapatkan 120 jet, sedangkan TNI AU 50 pesawat.
-RBS–