AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada hari Rabu, 11 Januari 2023 , bertempat di hotel di Holiday Inn Bandung, telah diadakan presentasi tentang Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) oleh perwakilan Lockheed Martin dari Amerika Serikat.
Turut hadir dalam presentasi itu Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan (Danpussenarmed) Mayjen TNI Yudhy Chanda Jaya, Paban Litbang Mabes TNI dan Mabes TNI AD, Direktur serta Pejabat dari Lookhead Martin.
Pada kesempatan itu Danpussenarmed menyampaikan bahwa HIMARS merupakan sistem dan kesenjataan yang akan dimiliki oleh Korps Armed. Korps Armed memiliki tugas pokok memberikan bantuan tembakan serta serangan artileri.
Seperti diketahui, nama HIMARS kembali melambung setelah sukses digunakan pasukan Ukraina menggempur target strategis pasukan Rusia secara presisi dan mematikan dalam perang Rusia-Ukraina saat ini.
Sistem peluncur roket multilaras (MLRS) buatan negara Paman Sam ini terdiri dari dua tipe yakni model M270 beroda rantai dan M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) tipe beroda ban.
Keduanya dirancang untuk mendukung operasi ekspedisi masuk awal dengan melepaskan tembakan destruktif, supresif, dan kontra baterai bervolume tinggi.
M270A1 IAC didasarkan pada sasis kendaraan roda rantai M993 yang merupakan turunan dari sasis M2 Bradley IFV (Infantry Fighting Vehicle).
Sedangkan M142 didasarkan pada sasis truk M1140A1 6X6 yang bobotnya dua kali lebih ringan dari M270 dengan berat 16.240 kg dan dapat dengan mudah diangkut oleh pesawat C-130 Hercules.
M270A1 IAC dilengkapi dengan dua pod masing-masing enam tabung peluncur (total 12). Sedangkan M142 HIMARS memiliki satu pod tunggal dengan enam tabung peluncur.
Kedua kendaraan dapat menembakkan berbagai jenis roket juga rudal dengan beragam hulu ledak, sesuai target yang akan disasarnya.
Keduanya pun dapat menembakkan ATACMS (Army Tactical Missile System) termasuk jenis MGM-140A Block 1 dengan jangkauan 80-130 km
Lalu MGM-140B berjangkauan 165 km, M48 Quick Reaction Unitary dengan jangkauan 70-300 km, serta M57 ATACMS 2000 Unitary (T2K) berjangkauan 70-300 km.
Rudal-rudal tersebut memiliki kemampuan navigasi dan bimbingan yang ditingkatkan, penerima GPS all-in-view, sistem aktuator kontrol (CAS) dan unit kontrol elektronik (EUC) yang ditingkatkan, serta sekering yang lebih andal dan dapat diulang.
Rudal pamungkas untuk M270A1 IAC dan M142 HIMARS lainnya yakni Precision Strike Missile (PrSM) rudal permukaan ke permukaan segala cuaca yang dapat menyerang berbagai macam target kisaran 70 hingga 499 km.
-RBS-
kalau mau nembak izin dulu ke pentagon ga ?
kalau izin dulu ya ga usah beli, cari yg lain atau bikin sendiri,…
Yakin bisa bikin sendiri? Teknologi, Ekonomi aja masih bobrok. Cari yang lain cari darimana? Perancis? Level alusista perancis jauh dibanding AS
Percuma peralatan militer beli dari amerika…toh mereka tetap ganggu kedaulatan RI dari belakang..trus kalau mau digunakan dilarang nanti nggak boleh beli suku cadang dan segala perawatanya…Rusia paling konsisten urusan kerjasama militer…bahkan kalau erat kerjasamanya bisa alih teknologi…urrrra
Kadang kita beli senjata tapi ada embel embel HAM, Sama saja dilepas kepala dikendalikan ekornya. Lebih lebih negara pakde Sam sangat sensitif urusan HAM.
Jangkauan ratusan kilo mau pake pemandu apa, ngak punya satelit sendiri, masa ngadalin GPS, perangnya lawan Singapura sekutu mamarika