AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Korea Selatan akan meningkatkan kapabilitas jet tempur F-15K Slam Eagle mereka serta menambah armada pesawat tanker.
Langkah ini dilakukan guna meningkatkan kekuatan dalam menangkal ancaman yang datang dari Korea Utara.
Persetujuan tentang rencana tersebut langsung ditandatangani oleh pemerintah Korea Selatan dua hari setelah terjadi intrusi drone Korea Utara sejak lima tahun terakhir.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan (DAPA) mengatakan, program senilai 2,73 miliar dolar AS telah ditandatangani oleh Komite Promosi Proyek Pertahanan pemerintah untuk periode 2024-2034.
Mengutip pemberitaan The Drive, peningkatan F-15K Angkatan Udara Korea Selatan (ROKAF) mencakup integrasi radar AESA (active electronically scanned array) untuk menggantikan radar Raytheon AN/APG-63(V)1.
Beberapa opsi radar AESA yang tersedia saat ini adalah APG-63(V)3 yang telah dipasang ke F-15C/D Angkatan Udara AS (USAF) dan juga pada F-15 Singapura dan Arab Saudi.
Lalu ada radar AN/APG-82(V)1 yang digunakan pada upgrade F-15E USAF, F-15EX baru, dan F-15J Japanese Super Interceptor.
Kemudian ada juga radar hasil pengembangan perusahaan dalam negeri Hanwha untuk pesawat tempur KF-21 Boramae, walau dikatakan kemungkinannya kecil.
Peningkatan radar akan memungkinkan pesawat untuk menemukan target yang terbang rendah dan berpenampang rendah seperti rudal jelajah dan drone.
Upgrade juga akan mencakup peralatan perang elektronik terintegrasi pesawat tempur, mencakup penerima peringatan radar AN/ALR-56 dan jammer AN/ALQ-135.
F-15K juga akan menerima komputer misi baru, Honeywell Advanced Display Core Processor (ADCP).
Meskipun tidak disebutkan mengenai persenjataan baru, kemungkinan pesawat juga akan dilengkapi tampilan kokpit dan pemandangan yang dipasang di helm JHMCS II.
ROKAF saat ini mengoperasikan sekitar 59 unit F-15K yang diperoleh sejak tahun 2005.
Selain akan meningkatkan F-15K dan menambah pesawat tanker baru, program peningkatan lain yang sedang dilakukan Seoul saat ini adalah untuk jet tempur F-16C/D ROKAF.
Sekitar 130 unit F-16C/D ditingkatkan ke standar Viper dengan biaya sekitar 1,2 miliar USD.
Modernisasi mencakup integrasi radar AESA, AN/APG-83 Scalable Agile Beam Radar (SABR) serta tampilan kokpit dan komputer misi yang ditingkatkan. Pengerjaan upgrade ini diharapkan selesai tahun 2025.
Sementara itu, rencana pengadaan pesawat tanker senilai 948 juta USD yang telah disetujui akan menghasilkan akuisisi dua jet pengisian bahan bakar baru antara tahun 2024 dan 2029.
Jenis kapal tanker belum diputuskan secara resmi. Kandidat yang paling mungkin adalah Boeing KC-46 Pegasus dan Airbus A330 MRTT, meskipun tawaran Eropa tampaknya memiliki keunggulan tersendiri karena ROKAF sudah mengoperasikan 4 A330 MRTT yang diberi nama lokal KC-330 Cygnus.
-Poetra-