AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pasukan pertahanan udara Rusia berhasil menembak jatuh sebuah drone kamikaze Ukraina saat mendekati Pangkalan Udara Engels.
Namun dilaporkan, tiga prajurit Rusia tewas setelah terkena puing-puing drone yang berhasil ditembak jatuh tersebut.
Gubernur wilayah Saratov, Roman Busargin, membenarkan kematian ketiga tentara Rusia tersebut.
“Pada 26 Desember, sekitar pukul 01:35 waktu Moskow, sebuah kendaraan udara tak berawak Ukraina ditembak jatuh di ketinggian rendah saat mendekati lapangan terbang militer Engels di wilayah Saratov,” lapor kantor berita Rusia, TASS.
Ini adalah serangan kedua ke Pangkalan Udara Engels bulan ini. Engels, di wilayah Saratov, Rusia selatan, terletak lebih dari 600 km dari Ukraina.
Sebelumnya pada 5 Desember, drone Ukraina telah menyebabkan ledakan di lapangan terbang Engels dan pangkalan lain di wilayah Ryazan.
Serangan drone itu berhasil merusakkan beberapa pembom strategis Angkatan Udara Rusia yang sedang diparkir di sana.
Diketahui, pangkalan udara Engels adalah rumah bagi pembom strategis T-95 Bear dan Tu-160 Blackjack.
Sementara itu, Ukraina sendiri telah membantah serangan terbaru ini.
Kyiv tidak pernah secara terbuka mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Rusia tetapi menyebutnya sebagai “karma” atas invasi Rusia.
Menurut sejumlah analis, drone yang ditembak jatuh di dekat Pangkalan Udara Engels adalah drone Tu-141. Ini adalah jenis drone yang sama yang digunakan untuk menyerang Engels pada 5 Desember lalu.
Tu-141 adalah drone pengintai warisan militer Uni Soviet. Penerbangan pertamanya dilakukan pada tahun 1974 dan mulai beroperasi pada tahun 1979.
Didapuk sebagai pengintai, Tu-141 dilengkapi dengan kamera untuk pengawasan video dan fotografi, dan tidak dipersenjatai.
Drone itu dirancang untuk menembus jauh ke dalam wilayah udara musuh, melakukan aktivitas pengintaian. Jangkauan operasionalnya sekitar 1.000 km.
Di tangan militer Ukraina, drone intai gaek Tu-141 dimodifikasi menjadi drone kamikaze.
Namun tidak diketahui pasti berapa drone aktif yang masih dimiliki Ukraina saat ini.
-RBS-