AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Laporan miris terungkap dari Angkatan Darat Jerman. Tak satu pun dari 18 kendaraan lapis baja modern Puma Infantry Fighting Vehicle (IFV) yang diuji baru-baru ini siap digunakan.
Padahal, seharusnya kendaraan tempur darat ini dapat diintegrasikan ke dalam pasukan intervensi cepat NATO mulai April 2023.
Akibat mangkraknya mesin perang tersebut, Angkatan Darat Jerman kembali mengajukan IFV lama Marder sebagai penggantinya.
Mingguan Der Spiegel mengacu pada laporan internal militer Jerman membeberkan, berbagai masalah teknis telah mendera Puma.
Masalah teknis dimaksud termasuk sistem elektroteknik dan perkabelannya yang telah menyebabkan kebakaran di kabin pengemudi Puma.
Temuan ini terungkap dari laporan yang dikirim oleh Panglima Divisi Lapis Baja ke-10 Jenderal Ruprecht von Butler kepada Kementerian Pertahanan Jerman.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht telah mengadakan pertemuan khusus dengan komando militer senior untuk mencari solusinya.
Lambrecht menyebut, kegagalan IFV Puma baru-baru ini merupakan sebuah kemunduran pahit.
Meski demikian, ia menandaskan bahwa Jerman akan menghormati komitmennya kepada NATO dengan menyediakan sementara tank Marder lama.
Lambrecht juga menggarisbawahi bahwa tidak akan ada pembelian lagi, sampai masalah pada IFV Puma telah teratasi.
Untuk diketahui, di Angkatan Darat Jerman sendiri, Puma yang mulai diproduksi sejak tahun 2009 ini telah dioperasikan sejak tahun 2015.
Puma IFV dikembangkan oleh industri senjata Jerman Krauss-Maffei Wegmann (KMW) dan Rheinmetall Landsysteme GmbH.
Sebanyak 350 unit Puma IFV telah berhasil diproduksi hingga tahun 2022 dan digunakan di sejumlah negara.
Temuan masalah teknis yang krusial ini menyebabkan ketidakpercayaan sementara pada Puma sampai masalah tersebut teratasi.
-JDN-