AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara AS (USAF) masih membutuhkan tiga kali uji terbang rudal hipersonik AGM-183A Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) sebelum memutuskan apakah akan melanjutkan produksi rudal hipersonik ini atau tidak.
Sebelumnya, uji terbang rudal AGM-183A telah dilakukan sebanyak empat kali di mana uji terakhir dilaksanakan pada 9 Desember lalu.
Pengujian rudal berkecepatan hipersonik ini dilakukan menggunakan pesawat pembom B-52H Stratofortress.
Tes berikutnya secara tentatif akan dilaksanakan pada kuartal kedua tahun fiskal 2023, kata USAF kepada majalah Air & Space Forces.
ARRW adalah sistem rudal yang diluncurkan dari pesawat pengebom. Rudal dapat meluncur hingga kecepatan Mach 5 atau lebih.
Rudal tersebut juga bisa melakukan manuver di sepanjang lintasannya.
USAF telah mengajukan anggara 161 juta USD untuk membeli 12 AGM-183 ARRW untuk tahun fiskal 2023.
Tetapi Kongres memangkas setengah dari permintaan itu, karena penundaan pengujian dan masalah lainnya.
Lockheed Martin Missiles and Fire Control menjadi kontraktor utama untuk ARRW.
Menanggapi pertanyaan usai pengujian terakhir, perusahaan mengatakan belum mendapatkan komitmet dari USAF untuk rudal ini masuk jalur produksi atau tidak.
-Poetra-