AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Selain rudal jelajah Kinzhal, Kalibr, dan misil balistik Iskander, senjata maut jarak jauh lainnya milik Rusia yang menjadi momok Ukraina adalah rudal Kh-101.
Berdasarkan sejarahnya, di akhir 1980-an, militer Uni Soviet mencari rudal jelajah baru yang diluncurkan dari udara untuk menggantikan peran Kh-55 milik mereka.
Rudal baru ini disebut sebagai Kh-90, namun setelah beberapa kali uji peluncuran, program tersebut dihentikan.
Sebagai penggantinya, program baru diluncurkan disebut sebagai Kh-101, dengan kemampuan siluman (stealth) sehingga susah dilacak kehadirannya selama pelayarannya menuju target yang dituju.
Kh-101 sukses melakukan penerbangan pertamanya pada tahun 1998. Uji coba evaluasi dimulai pada tahun 2000. Gambar pertama rudal ini muncul tahun 2007.
Kh-101 menjalankan debutnya saat digunakan selama aksi militer Rusia di Suriah tahun 2015-2017. Pada tahun 2022, rudal ini banyak digunakan militer Rusia menggempur sasaran strategis di Ukraina.
Untuk dimensinya, rudal Kh-101 memiliki panjang 7,54 m dan diameter 0,51 m. Berat peluncuran Kh-101 mencapai 2,3 ton.
Setiap pembom strategis Tu-95MS mampu membawa hingga enam rudal Kh-101 yang dipasang secara eksternal. Sementara Tu-160 membekali mereka dengan revolver berisi 6 rudal di dalamnya.
Kh-101 dilengkapi dengan mesin turbofan dan membawa hulu ledak normal seberat 450 kg dengan bahan peledak yang sangat kuat.
Rudal jelajah ini dilengkapi dengan sistem elektro-optik untuk mengoreksi lintasan penerbangan dan dengan sistem panduan TV untuk panduan terminal.
Menurut pabrikannya, target eror (CEP) Kh-101 hanya sekitar 10 m, tergolong sangat presisi. Sebuah parameter yang sangat baik untuk rudal dengan jangkauan ribuan kilometer.
Kh-101 memiliki saudara kembar yakni Kh-102 dengan tampilan dan perlengkapan sistem yang identik, yang membedakan keduanya adalah hulu ledaknya. Kh-102 dilengkapi hulu ledak nuklir dengan daya ledak hingga 250 kt.
Sebagai perbandingan, bom atom yang dijatuhkan oleh AS di kota Hiroshima Jepang memiliki ledakan yang setara dengan 13 kt. Dengan demikian, kekuatan destruktif Kh-102 lebih dari 19 kali lipat dari bom atom ini.
Dengan kekuatan penghancur yang luar biasa, rudal jelajah Kh-102 dapat meledakkan kota besar musuh rata dengan tanah dalam waktu sekejap.
Baik rudal Kh-101 dan Kh-102 memiliki kecepatan hingga Mach 0,9 dan bisa terbang sangat rendah, dari 30-70 m, yang membuatnya sulit untuk dicegat.
Dengan jangkauan 4.000 hingga 6.000 km, ini dianggap sebagai rudal jelajah terlama menjelajah di dunia saat ini, melampaui semua produk dari produk sejenis yang ada.
Sebagai perbandingan, rudal jelajah Tomahawk milik Amerika Serikat hanya berjangkauan setara dengan misil Kalibr Rusia, yakni sekitar 2.500 km. Dengan demikian, jangkauan Kh-101/102 menjadi 2,5 kali lebih tinggi.
Dengan jarak yang begitu jauh, pesawat Rusia dapat meluncurkan rudal Kh-01/102 dari jarak yang aman tanpa mengkhawatirkan sistem pertahanan udara musuh.
Meski memiliki banyak keunggulan, biaya atau harga menjadi kelemahan rudal-rudal jelajah Rusia pada umumnya, seringkali lebih mahal bila dibandingkan produk sejenis dari Amerika Serikat.
Saat ini, diperkirakan harga satuan rudal Kh-101 mencapai 13 juta dolar AS.
Pada saat yang sama, mereka memiliki beberapa komponen elektronik Barat. Ketika pasokan chip ditutup, Rusia, tanpa persiapan sebelumnya, hampir tidak dapat memproduksi rudal jenis ini dalam jumlah besar.
Meskipun ada sanksi yang dikenakan pada Rusia oleh Amerika Serikat dan Sekutunya, produksi Kh-101 faktanya masih terus berlanjut.
Berdasarkan sebuah laporan Militer Ukraina, dari puing Kh-101 yang mereka tembak jatuh, menunjukkan rudal Kh-101 diproduksi setelah dimulainya invasi.
Artinya, Rusia berhasil memperoleh semua komponen asing yang diperlukan untuk memproduksi rudal tersebut. Beberapa sumber melaporkan bahwa kecepatan produksi adalah 15-20 rudal per bulan.
-RBS-