AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejumlah pihak telah menjagokan Rafale M dari Dassault, Perancis akan menang mengungguli Boeing F/A-18E/F Super Hornet dalam tender pengadaan jet tempur untuk Angkatan Laut India (IN).
Direncanakan, New Delhi akan mengakuisisi sedikitnya 26 pesawat tempur baru interim untuk IN.
Program ini akan membentuk Wing Udara Kapal Induk INS Vikrant di masa depan, sebagai jet tempur sementara sambil menunggu TEDBF (Pesawat Berbasis Dek Mesin Ganda) buatan lokal.
Prototipe jet tempur TEDBF buatan India dijadwalkan baru akan muncul tahun 2026 dan beroperasi paling cepat tahun 2032.
Sejumlah media India mengutip keterangan Angkatan Laut India melaporkan, Rafale M diprediksi akan memimpin kompetisi setelah kedua kandidat dievaluasi oleh Penerbangan Angkatan Laut India.
Salah satu aspek pengujian yang paling relevan berlangsung di Stasiun Angkatan Laut Goa, India di mana kedua pesawat melakukan demonstrasi dan uji coba lepas landas dan mendarat menggunakan sistem Skyjump.
Selain itu, kedua pesawat juga telah menyelesaikan misi udara ke permukaan, udara ke darat, dan udara ke udara.
Laporan hasil evaluasi Angkatan Laut India disebut telah diserahkan ke Kementerian Pertahanan India.
Pengujian sendiri telah berlangsung pada Januari hingga Juni 2022 lalu.
“Rafale M lebih cocok untuk kebutuhan Angkatan Laut,” kata seorang pejabat kepada Hindustan Time.
Salah satu alasan yang menjagokan Rafale M dibanding Super Hornet adalah karena Angkatan Udara India juga telah menggunakan Rafale.
Marsekal Udara (Purn) Anil Chopra yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pusat Studi Kekuatan Udara India menyatakan, logis bagi Angkatan Laut India untuk memilih pesawat tempur Rafale M sebagai jet tempur interim.
“Rafale versi maritim akan memiliki lebih dari 85% kesamaan dengan Rafale Angkatan Udara. Artinya, akan ada keuntungan besar dalam manajemen logistik suku cadang dan keseragaman perawatan,” ujar Chopra.
-Poetra-