AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tepat hari ini, lima tahun lalu pada 5 Desember 2017, dua pesawat pembom strategis Tu- 95MS dan dua pesawat angkut berat II- 76MD Angkatan Udara Rusia singgah di Indonesia. Pesawat mendarat di Bandara Frans Kaisepo, Biak.
Keempat pesawat itu melakukan penerbangan dari wilayah Oblast Amur, di Timur Jauh Rusia, untuk melakukan misi latihan navigasi. Kedua bomber tidak membawa amunisi dan kamera pengintai.
Kedatangan keempat pesawat tersebut didukung oleh 110 personel militer Rusia. Mereka tinggal selama sekitar empat hari di Biak.
Pembom Tu-95MS (NATO: Bear-H) adalah pesawat pembom legendaris yang berusia pakai panjang, seperti halnya Boeing B-52 milik Angkatan Udara Amerika Serikat.
Untuk spesifikasinya, pembom Tu-95MS memiliki panjang keseluruhan 49,6 m, rentang sayap 50,5 m, dan tinggi 13,3 m.
Pesawat sanggup melaju hingga kecepatan 920 km/jam, ketinggian terbang hingga 13 km, dan radius tempur mencapai 15.000 km.
Tu-95MS dipersenjatai dengan dua kanon otomatis laras ganda Gryazev-Shipunov GSH-23 kaliber 23 mm sebagai alat beladiri dari pencegatan pesawat lawan.
Senjata maut yang dibawanya mencapai 15 ton dengan pilihan rudal jelajah Kh-20/Kh-22, dan Kh-55/101/102, atau 8Kh-101/102.
-RBS-
Russian Air force is very brave