AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menjelang akhir Perang Dunia Il, Horten Brothers dari Jerman merancang pesawat pembom antarbenua H.XVIII. Desainnya didasarkan pada pengalaman merancang sayap terbang bermesin jet Ho.229.
Desain ini diusulkan untuk Proyek Amerikabomber, pesawat yang membawa bahan bakar yang banyak untuk penerbangan transatlantik, menyerang Amerika bagian utara dengan bom yang dibawanya.
Untuk karakteristiknya, Horten H.XVIII diawaki oleh tiga kru.
Pesawat memiliki panjang 19 m, rentang sayap 40 m dan tinggi 5,8 m, dengan berat lepas landas maksimum (MTOW) 32.000 kg.
Untuk tenaga penggeraknya, Horten H.XVIII saat itu akan dibekali enam mesin turbojet Junkers Jumo 004, masing-masing berdaya dorong 8,8 kN.
Ditargetkan pesawat memiliki kecepatan maksimum 820 km/jam.
Sebagai senjata bela diri, Horten H.XVIII dibekali empat kanon MG151/20, dua di depan dan dua lainnya dibelakang. Untuk muatan bom yang dibawanya mencapai 4.000 kg.
Dengan menyerahnya Nazi Jerman terhadap Sekutu pada tahun 1945, proyek Horten H.XVIII pun terhenti dan Horten Brothers berhasil melarikan diri ke Argentina.
Di negeri Tango ini, Horten Brothers terus merancang pesawat baru. Salah satunya DINFIA IA 38 yang desainnya didasarkan pada proyek sayap terbang Horten Ho VIII pada tahun 1960-an.
-RBS-