AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Militer Rusia dilaporkan telah menembakkan rudal jelajah kosong (tanpa hulu ledak) ke wilayah Ukraina untuk mengecoh sistem pertahanan udara militer Ukriana.
Tindakan ini dianggap para analis sebagai taktik cerdas Rusia untuk melemahkan pertahanan udara Ukraina.
Dengan cara itu, sistem pertahanan udara pasukan Ukriana akan bereaksi dengan meluncurkan beberapa rudal sekaligus untuk mencegat rudal hampa tersebut.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, bisa jadi sebuah pemberat ditanamkan untuk menggantikan hulu ledak asli (nuklir).
Namun hal itu pun masih bisa mengakibatkan kerusakan melalui energi kinetik rudal yang meluncur dalam kecepatan tinggi.
Disebutkan pula, dari puing-puing rudal jelajah kosong yang jatuh tersebut, menunjukkan rudal ini produksi era 1980-an atau semasa Uni Soviet masih berdiri.
Sebelumnya, pihak intelijen Barat menduga bahwa militer Rusia telah hampir kehabisan rudal jelajah, sehingga harus menggunakan rudal jelajah tua.
Pentagon juga mengatakan lonjakan serangan rudal Rusia di Ukraina sebagian dirancang untuk menghabiskan amunisi pertahanan udara Kyiv dan akhirnya Moskow dapat mencapai dominasi langit di atas Ukraina.
Salah satu upaya membatu Ukraina, negara anggota NATO berfokus pada penyediaan pasokan sistem pertahanan udara.
Amerika Serikat misalnya, telah mengirimkan rudal pertahanan udara NASAMS serta lebih dari 1.400 sistem anti-pesawat panggul Stinger kepada militer Ukraina.
-RBS-