AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China dan Rusia melaksanakan patroli udara gabungan kedua tahun ini dengan mengerahkan pembom strategis H-6K dan Tu-95MS.
Yang menarik, kedua angkatan udara untuk pertama kalinya dalam sejarah saling bertukar tempat mendarat.
Pembom Tu-95 mendarat di China, sementara pembom H-6K mendarat di Rusia.
Dalam patroli gabungan tersebut, masing-masing pembom dari kedua negara dikawal oleh jet tempur.
Rusia mengerahkan jet tempur Su-30SM dan Su-35S untuk mengawal Tu-95MS. Sedangkan China mengerahkan jet tempur J-16.
Di udara, masing-masing jet tempur pun bergantian mengawal Tu-95 dan H-6K.
Bersamaan dengan penerbangan patroli udara gabungan yang berlangsung sekitar delapan jam, lapor Global Times, China juga mengirim kapal perusak kelas Sovremenny Taizhou dan fregat Huanggang Tipe 054A ke Laut Jepang.
Kedua kapal prang itu berlayar melalui Selat Tsushima dari Senin hingga Selasa.
Patroli udara gabungan Rusia-China kali ini menjadi yang kelima yang telah dilaksanakan sejak tahun 2019.
Pertukaran kunjungan pesawat militer ke lapangan terbang di wilayah masing-masing negara dan peningkatan frekuensi patroli bersama dari setahun sekali menjadi dua kali, menunjukkan pertumbuhan lebih lanjut dalam kerja sama militer Rusia dan China.
Hal ini sekaligus memperlihatkan rasa saling percaya yang tinggi antara China dan Rusia, kata seorang pakar militer China yang meminta namanya tidak disebutkan.
-Poetra-