AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Jepang sedang mempertimbangkan untuk membeli 500 rudal jelajah Tomahawk dari Amerika Serikat.
Pembelian rudal tersebut untuk meningkatkan kemampuan Pasukan Bela Diri Jepang guna melakukan serangan balik.
Rencananya, akuisisi 500 rudal Tomahawk akan dilaksanakan oleh Tokyo pada tahun fiskal 2027.
Perdana Menteri Jepang Kishida telah mengonfirmasi kebijakan tersebut dan akan memajukan negosiasi pembelian pada pertemuan puncak dengan Presiden AS Joe Biden pada tanggal 13 Desember mendatang.
Dikatakan, kemampuan serangan balik dibutuhkan oleh Jepang untuk menghancurkan pangkalan peluncuran rudal musuh sebagai bentuk pertahanan diri dan pencegahan.
Penyesuaian akhir sedang dilakukan untuk memasukkan kepemilikan senjata ini dalam Strategi Keamanan Nasional yang akan direvisi pada bulan ini, lapor Kementerian Pertahanan dikutip media Jepang.
Jepang saat ini juga sedang berupaya untuk meningkatkan kapabilitas jangkauan dari rudal permukaan ke kapal Tipe 12.
Rudal jelajah Tomahawk telah digunakan dalam banyak pertempuran sejak militer AS memasuki Perang Teluk pada tahun 1991.
Performanya yang tinggi telah terbukti dan Amerika Serikat secara ketat membatasi penjualan rudal ini ke negara lain.
Pada tahun 2014, Inggris membeli 65 unit rudal ini dengan nilai 140 juta dolar AS, kata Pentagon.
Dengan telah dibentuknya aliansi AUKUS pada September tahun lalu, AS juga akan menjual Tomahawk ke Australia.
Rudal jelajah berpemandu presisi ini memiliki jangkauan lebih dari 1.250 km.
Rudal dapat menentukan target dengan memanfaatkan informasi lokasi satelit Global Positioning System (GPS).
Menurut catatan, rudal Tomahawk terakhir digunakan oleh AS dalam serangan di Suriah pada 2017 dan 2018.
-JDN-