AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turkish Aerospace Industries (TUSAS) baru saja memperlihatkan progres pembuatan prototipe jet tempur generasi kelima rancangannya yang dinamai TF-X.
Dalam foto tampak badan dan sayap utama telah terintegrasi, namun sirip ekor dan sirip tegak belum terpasang termasuk mesinnya.
Nah, yang menjadi pertanyaan, TF-X akan ditenagai oleh mesin buatan manakah? Berikut ulasannya.
Sejak proyek TF-X diputuskan untuk dikembangkan secara mandiri yang diumumkan pada 8 Januari 2015 oleh Perdana Menteri Turkiye saat itu Ahmet Davutoğlu, proses pengadaan mesin untuk pesawat juga langsung ditindaklanjuti.
Mesin Inggris
Pada 20 Januari 2015, ASELSAN Turkiye mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani nota kesepahaman dengan Eurojet, produsen mesin EJ200 yang digunakan dalam Eurofighter Typhoon.
Pada bulan Desember 2015, Undersecretariat for Defense Industries (SSM) Turkiye mengumumkan bahwa mereka telah memilih BAE Systems dari Inggris untuk membantu merancang pesawat tempur superioritas udara generasi berikutnya.
Pada hari yang sama Rolls-Royce menawarkan transfer teknologi mesin EJ200 dan pengembangan mesin bersama turunan untuk program TF-X.
Kedua perusahaan juga akan berkolaborasi dan bersama-sama mengembangkan sistem perangkat lunak kontrol mesin dan sistem pemantauan pemeliharaan mesin.
Selanjutnya, pada Mei 2017, Rolls-Royce mendirikan perusahaan patungan dengan Kale Group Turkiye untuk mengembangkan dan memproduksi mesin untuk proyek tersebut.
Dalam keterlibatan proyek TF-X ini hubungan Turkiye dengan Inggris sempat memburuk, salah satunya terkait mesin yang akan digunakan pada helikopter serang TUSAS T129 untuk ekspor ke Pakistan dan Filipina terkena embargo.
Mesin tersebut adalah buatan LHTEC (Light Helicopter Turbine Engine Company), yakni perusahaan join venture antara Rolls-Royce dan Honeywell.
Pada 14 Maret 2022 Kale & Rolls-Royce memulai kembali kemajuan pengembangan mesin untuk program TF-X, menyatakan bahwa perselisihan sebelumnya antara perusahaan telah diselesaikan.
Namun pada 31 Mei 2022, Rolls-Royce tampaknya tidak terlibat lagi dalam pengembangan mesin dalam negeri untuk program TF-X.
İsmail Demir, Presidensi Industri Pertahanan Turkiye mengatakan, sangat penting untuk memproduksi mesin di Turkiye. Turkiye harus memiliki hak kekayaan intelektual.
Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa perselisihan yang sama atas kekayaan intelektual mesin yang sebelumnya menghentikan negosiasi antara Rolls-Royce dan Turkiye pada tahun 2019 masih belum terselesaikan.
Mesin Amerika Serikat
Sementara General Electric (GE) dari Amerika Serikat yang tidak secara terbuka menyatakan minatnya pada proyek TF-X, telah terlibat dengan mitra lokalnya Tusaş Engine Industries (TEI) mengumumkan akan berpartisipasi dalam fase pengembangan mesin.
Pada 11 Juni 2018, TEI General Manager Mahmut Faruk Akşit mengatakan bahwa mereka mengusulkan menggunakan mesin yang telah proven untuk digunakan pada TF-X. Mesin tersebut adalah GE F110 yang telah digunakan pada jet F-16C/D dan F-15E.
Pada bulan Oktober 2018, media lokal Turkiye melaporkan bahwa pesawat tempur produksi awal dalam jumlah yang tidak diketahui akan dilengkapi mesin GE F110.
Pada 2 Juni 2022, sejumlah mesin GE F110 diketahui telah dikirim ke TEI dalam gelombang pertama sesuai dengan perjanjian antara TEI dan GE yang terdiri dari pengiriman total 10 mesin.
Mesin Rusia
Perusahaan pertahanan Rusia Rostec di Eurasia Air Show 2018 menyuarakan niat untuk bergabung dengan program TF-X.
Secara mengejutkan, beberapa perusahaan Rusia seperti UAC (United Engine Corporation) juga telah menyatakan bahwa mereka siap menyediakan teknologi untuk mesin TF-X.
Pejabat pertahanan Turkiye menegaskan bahwa mereka sedang menjajaki opsi ini dan mendiskusikan model kerja sama potensial.
Mesin Turkiye
Pesaing lainnya adalah TRMotor Power Systems Inc. didirikan pada April 2017 oleh BMC, TUSAS dan SSTEK.
Pada 8 November 2018, TRMotor menandatangani nota kesepahaman dengan Kepresidenan Industri Pertahanan untuk mengembangkan mesin jet untuk proyek TF-X.
Mesin Versi Produksi TF-X
Pada 2 Juli 2022, Badan Industri Pertahanan menerbitkan undangan untuk tender pengembangan mesin dalam negeri yang akan digunakan untuk TF-X versi produksi.
İsmail Demir menyatakan bahwa TRMotor, yang merupakan anak perusahaan TEI, telah mengajukan proposalnya.
Sementara perusahaan Turki Air Engine Company (TAEC) yang merupakan konsorsium Kale Group dan Rolls-Royce akan segera mengajukan penawarannya.
Seperti telah diceritakan di atas, prototipe TF-X akan menggunakan mesin GE F110.
Direncanakan pesawat akan melakukan penerbangan perdananya pada tahun 2025 mendatang.
Prototipe TF-X yang memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) 27.215 kg ini digerakkan oleh sepasang mesin GE F110 yang memiliki thrust masing-masing 120 kN.
Dicanangkan pesawat memiliki kinerja dengan kecepatan maksimum 2.470 km/jam, ketinggian terbang hingga 17.000 m, dan jarak tempur mencapai 1.100 km.
-RBS-