Negara di Asia dan Timur Tengah tertarik akuisisi jammer drone LPD buatan Rusia

LPD-802 Jammer Drone Weapon from Russia

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Negara-negara di Asia dan Timur Tengah menunjukkan minat besar pada jammer drone LPD-802 terbaru buatan Rusia.

Laboratorium PPSh pengembang senjata antidrone ini mengatakan hal itu kepada TASS.

“Saat ini minat aktif terhadap produk seri LPD telah ditunjukkan oleh negara-negara Asia dan Timur Tengah,” ujar perusahaan.

Sebelumnya, pabrikan mengatakan bahwa uji coba senjata antidrone LPD-802 baru yang mampu menekan UAV Amerika Serikat.

Sementara varian sebelumnya, LPD-801, telah digunakan untuk melawan UAV ukuran kecil milik Ukraina dalam operasi militer khusus Rusia.

Dibandingkan dengan LPD-801, LPD-802 berukuran lebih kecil namun menawarkan peningkatan daya dan pita frekuensi jamming ekstra untuk menekan drone Amerika.

Jammer drone baru ini memiliki kemampuan yang dimodifikasi untuk menekan saluran navigasi satelit dan kapasitas baterai penyimpanan yang lebih besar. Hal itu meningkatkan ketahanan senjata.

Jammer drone LPD-801 pertama kali diluncurkan pada pameran senjata OrelExpo 2021 di Moskow.

Senjata ini mampu mengganggu saluran kontrol drone dan sinyal navigasi, khususnya, menonaktifkan Wi-Fi, Bluetooth dan GPS, sinyal sistem satelit Galileo dan Glonass, termasuk menghentikan transmisi data ilegal.

Sementara itu, LPD-802 dapat beroperasi dalam mode manual dan otomatis.

Senjata dirancang sebagai karabin standar dengan magasin berupa baterai yang dapat diganti dengan daya tahan selama 60 menit.

Dengan bobot hanya 3,5 kg, LPD-802 mampu membidik target udara pada jarak 1,5 km.

Radiasi maksimum polimer yang berdampak pada elektronik drone musuh tidak melebihi 10 W, kata perusahaan.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *