AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam aksi pembebasan sandera yang dipertunjukkan dalam bagian kegiatan pembukaan pameran Indo Defence di JIExpo Kemayoran, salah satu kendaraan militer yang dilibatkan adalah Komodo Halilintar.
Dalam aksi yang ditonton langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ini, Komodo Halilintar ini mendobrak dinding batako hingga jebol saat melakukan serbuan mendadak.
Pasukan yang ada dalam kendaraan segera turun saat Komodo Halilintar berhenti, berhamburan mengambil posisi dan menyerang sekelompok teroris dalam atraksi tersebut.
Mengenai sejarahnya, kendaraan Komodo Halilintar ini dipesan oleh Kopassus tak lama setelah purwarupa Komodo diperkenalkan tahun 2012 oleh PT Pindad. Menjadikan Kopassus sebagai pengguna pertama keluarga Komodo 4×4.
Satuan elite TNI AD ini memesan varian khusus yakni versi pendobrak rintangan atau populer dengan istilah battering ram juga sebagai angkut pasukan yang menjadi tunggangan Satuan 81 Kopassus atau dulunya lebih dikenal sebagai SAT-81/Gultor (Penanggulangan Teror).
Sesuai dengan permintaan Kopassus, PT Pindad merancang ulang bagian depan Komodo dengan mengganti desain bumper standar dengan model segita masif.
Dilengkapi pula dengan pipa tubular untuk melindungi bagian radiator grill serta rangkaian lampu depan. Selain itu mendapatkan winch di tengah bumper dan lampu utama model baru.
Meski kaca telah antipeluru, kaca Komodo Halilintar pendobrak juga mendapatkan tirai besi baja untuk menahan serpihan rintangan yang diterjangnya.
Salah satu penghalang yang bisa dirobohkannya adalah tembok bata/batako tanpa tulang maksimum setebal 30 cm.
Komodo Halilintar juga bisa digunakan untuk menghadang sekaligus menghentikan paksa laju kendaraaan yang sedang dibajak teroris dari hadapan depan secara frontal.
Kabinnya dapat membawa sebanyak delapan prajurit bersenjata lengkap di kompartemen belakang plus seorang pengemudi dan operator senjata yang berada kabin bagian depan.
Fungsi lain dari Komodo Halilintar ini adalah sebagai kendaraan pengusung tangga taktis yang digunakan dalam operasi penyerbuan ke atas pesawat penumpang yang dibajak atau dalam gedung bertingkat.
Sepasang tangga disimpan di bagaian sisi atap dalam posisi tiga tekukan saat tak digunakan. Saat mendekati sasaran tangga segera dibentangkan dan mampu dinaiki empat pasukan sembari kendaraan berjalan.
Saat penyerbuan berselimut gulita malam, agar tak diketahui kedatangannya, sang Komodo Halilintar dilengkapi kamera night vision. Kelengkapan ini memungkinkan seluruh sistem pencahayaan kendaraan dapat dipadamkan.
Perangkat pendukung lainnya adalah kamera pendeteksi panas (thermal) yang dapat mendeteksi berdasarkan sumber panas termasuk tubuh manusia.
Didalam kabin tersedia dua layar LCD besar yang menghadap ke pasukan yang berada duduk di kabin belakang yang digunakan untuk berkoordinasi menyusun strategi sesaat sebelum mengambil tindakan penyerbuan.
Untuk perlindungan balistiknya, kulit baja sang Komodo ini tahan terhadap tumbukan peluru senapan serbu hingga kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm.
Sebagai persenjataan bela diri dilengkapi senapan mesin kaliber 7,62 mm atau 12,7 mm yang dipasang di atas atap.
Tersedia juga pelontar granat asap sebanyak empat tabung dipasang di sisi samping tepat di atas daun pintu.
Penambahan nama Halilintar ini dengan harapan sang Komodo bisa melaju secepat kilat menuju sasaran dan membungkam aksi teroris dengan secepatnya pula.
-RBS-