AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menjelang gelaran Airshow China 2022 mendatang, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) telah mendaratkan bomber H-6K di Zhuhai pada 3 November 2022 lalu.
Yang menarik perhatian, di bawah sayap H-6K ini tergantung dua rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM) tipe baru dengan kode 2PZD-21. Tampilannya menyerupai rudal balistik hipersonik Kinzhal buatan Rusia.
Song Zhongping, seorang pakar militer China dan komentator TV, mengatakan kepada Global Times bahwa rudal tersebut memiliki beberapa kemiripan dengan rudal balistik hipersonik yang diluncurkan dari udara, yaitu rudal Kinzhal Rusia.
Disinyalir, rudal baru China ini juga bisa menjadi hipersonik.
Song juga menyatakan bahwa rudal kemungkinan bisa mengenai target yang diam dan bergerak perlahan seperti kapal induk.
Rudal ini juga kemungkinan bisa diluncurkan dari darat maupun dari kapal.
Namun belum diketahui secara pasti spesifikasi dan kinerja dari rudal 2PZD-21 ini.
Kalaupun betul, maka rudal hipersonik baru China ini dapat menghindar dari kejaran sistem pertahanan rudal antibalistik (ABM) yang ada saat ini.
Fitur ini cukup untuk memperingatkan NATO dan sekutunya yang belum dapat mencegat rudal hipersonik karena lintasannya yang tidak dapat diprediksi.
Selain bersaing dengan proyeksi kekuatan Rusia, blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat akan lebih terancam lagi oleh China yang menggunakan dan mengerahkan rudal serupa, seperti ditulis The EurAsian Times (5/11).
Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan India yang masih dilanda ketegangan dengan Beijing tentunya akan mengamati dengan cermat kehadiran misil baru ini.
-RBS-