AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Loitering Munition (Munisi Berkeliaran) atau banyak yang menyebutnya sebagai drone kamikaze, telah terbukti keampuhannya di medan perang.
Perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung hingga saat ini memperlihatkan secara nyata bagaimana kerusakan yang yang ditimbulkan oleh loitering munition di mana jenis persenjataan baru ini sulit dilawan karena datang secara tiba-tiba dan sulit terdeteksi.
PT Dahana salah satu BUMN bidang pertahanan yang bernaung di bawah DEFEND ID pada Juli lalu telah meluncurkan munisi berkeliaran yang diberi nama Rajata.
Nama Rajata sendiri diambil dari Bahasa Sansekerta yang berarti Penghancur.
Dalam perbincangan dengan Airspace Review di pameran Indo Defence 2022 di JIExpo Kemayoran pada Jumat (4/11), Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana Suhendra Yusuf RPN mengatakan, Rajata merupakan inisiasi murni PT Dahana dengan pembiayaan yang juga dari Dahana sendiri.
Proyeknya dimulai pada Oktober 2021 saat Suhendra sebagai Direktur Teknologi dan Pengembangan menantang anak buahnya untuk membuat suatu kreasi berupa drone yang berfungsi sebagai bom.
“Drone ini kami ciptakan karena saya ingin memotivasi para engineer dan tenaga-tenaga ahli yang ada di Dahana itu untuk berkreativitas dan melakukan kolaborasi dengan pihak-pihak yang punya keahlian di bidang lain,” ujar Suhendra.
Seperti diketahui PT Dahana memiliki keahlian di bidang bahan peledak. Untuk bidang aviasi atau aerodinamik, Dahana menggandeng pihak lain.
“Kami ahli di bidang eksplosif. Tapi kami tidak menguasai bidang aerodinamik. Nah dua teknologi ini yang coba kami padukan, teknologi aviasi dengan teknologi eksplosif hingga akhirnya terwujud Rajata,” ujarnya.
Tidak butuh waktu lama, dua bulan sejak dicetuskan, pada Desember 2021 Rajata sudah berhasil mengudara.
“Hanya dua bulan, dronenya sudah terbang. Nah dari situ kami tinggal mengintegrasikannya dengan dengan bahan peledak.”
Uji coba penerbangan drone terhadap sasaran telah dilakukan beberapa kali di wilayah Rancaekek Kabupaten Bandung dan di Cipatat, Bandung Barat.
Dalam video rekaman uji coba Rajata terlihat, drone ini dilepaskan ke udara menggunakan sistem peluncur. Setelah itu drone terbang menuju sasaran yang dituju.
Mengenai dimensinya, Rajata memiliki panjang 994 mm dan rentang sayap 920 mm
Operator Rajata menggunakan kacamata khusus yang dapat melihat ke mana arah drone bermunisi ini terbang seolah-olah ia sendiri mengendarainya. Sehingga bisa terlihat pergerakan Rajata dari mulai terbang sampai menghancurkan sasarannya.
PT Dahana sendiri sejauh ini baru mengintegrasikan bom asap pada Rajata, belum menggunakan hulu ledak.
Atensi kemudian datang dari Kepala Staf AngkatanDarat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang meminta agar uji coba Rajata dapat segera dilakukan menggunakan bahan peledak.
“Ya, Pak Dudung, Kasad, tadi berkunjung ke sini (booth PT Dahana), meminta agar segera bisa dilakukan uji coba Rajata menggunakan bahan peledak. Pak Kasad sangat tertarik dengan loitering munition ini,” ujar Suhendra.
Suhendera menerangkan, prototipe Rajata yang saat ini dibuat memiliki kapasitas membawa 800 gram bahan peledak.
Bila mau lebih banyak bahan peledaknya, lanjutnya, dimensi Rajata akan dikembangkan lebih besar lagi.
Dari hasil uji coba, Rajata mampu terbang dengan kecepatan hingga 180 km/jam dan menjangkau jarak sejauh 30 km.
Drone berhasil mengenai sasaran yang telah disiapkan dan menembusnya.
Ke depan, Rajata akan dilengkapi dengan sistem yang dapat membatalkan penyerangannya. Artinya ada sistem untuk abort.
Pertimbangannya adalah, bila drone ini akan mengenai kerumunan sipil yang berpotensi tidak baik dan membahayakan, maka dia bisa di-abbort sehingga tidak jadi mengenai sasaran.
Suhendra berharap, Rajata mendapat dukungan dari pemerintah. Pengembangan loitering munition ini baru yang pertama di kawasan Asia Tenggara.
Dari sisi harga, Rajata dirancang akan menjadi yang termurah dari yang termurah saat ini di dunia.
Suhendra menyebut Warmate dari Polandia, loitering munition termurah dikelasnya saat ini.
“Kami bisa lebih murah dari Warmate buatan Polandia,” kata Suhendra.
Target PT Dahana dengan Rajata ini, di tahun 2023 Rajata sudah layak secara spesifikasi dan lolos uji atau mendapat sertifikasi dari Kementerian Pertahanan dan pengguna.
Baru setelah itu Rajata bisa diproduksi massal.
-RNS-
Setelah produksi masal, bisa menumpas teroris KKB di papua. Bravo TNI – Polri