AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di arena outdoor JIExpo Kemayoran, Jakarta tampak berjajar rapi kendaraan tempur (ranpur) buatan PT Pindad yang siap diperkenalkan ke hadapan publik dalam gelaran Indo Defence 2002 yang berlangsung pada 2-5 November.
Satu di antara ranpur tersebut, yang terlihat baru pertama muncul adalah panser Badak 6X6 mengusung kubah bersenjatakan kanon antipesawat.
Kendaraan jenis ini juga dikenal sebagai SPAAG (self-propelled anti-aircraft gun).
Di turret Badak 6X6 ini tertulis Oerlikon Skyranger yang menunjukkan bahwa senjata antipesawat ini buatan Oerlikon Contraves dari Swiss, anak perusahaan Rheinmetall Defence, Jerman.
Turret tak berawak ini merupakan anggota keluarga sistem pertahanan udara modular Skyranger, terrmasuk manajemen pertempuran, sistem senjata dan sistem rudal, yang dapat membentuk arsitektur pertahanan udara.
Sistem senjata Skyranger juga dapat beroperasi secara mandiri atau bersama dengan sistem rudal dan unit pengendalian tembakan yang ada.
Menara tak berawak Skyranger memiliki sensor pelacakan elektro-optik, yang secara otomatis melacak target, yang ditetapkan baik oleh pusat kendali, radar eksternal, atau target yang diperoleh oleh sensornya sendiri.
Sistem sensor pasif terdiri dari kamera inframerah, kamera TV, dan pengintai laser. Sistem Skyranger sanggup beroperasi di segala kondisi cuaca, siang atau malam hari.
Sebagai persenjataannya berupa kanon tunggal kaliber 35 mm dengan amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency And Destruction).
Senjata ini efektif terhadap target udara kecil dan bergerak cepat, baik drone, pesawat terbang, helikopter juga rudal. Jarak tembak efektifnya sekitar 4 km.
Sistem senjata Skyranger juga efektif terhadap target darat dan dapat digunakan sebagai senjata pendukung tembakan.
Menggunakan peluru Frangible Amour-Piercing Discarding Sabot (FAPDS), sanggup menyasar target darat dengan jarak tembak efektif sekitar 5 km.
Turret tak berawak Skyranger ini dioperasikan oleh dua kru yakni komandan dan penembak yang duduk di dalam lambung kendaraan. Sementara pengemudi berada di bagian depan.
Mengenai spesifikasi detail Badak 6X6 SPAAG, akan kami update esok hari. Termasuk juga apakah masih tetap menyandang nama Badak atau nama baru.
-RBS-
Sangat luar biasa, seharusnya APC Badak yg sebelumnya dilengkapi dg mortar juga bisa diimprove dg meriam howitzer agar bisa menjadi SPH. Kavaleri ringan seperti ini sangat dibutuhkan dalam pertempuran modern saat ini beserta SPAAG dan drone kamikaze. Indonesia sudah punya semua bahan dan prototipenya tinggal eksekusi dari user dan pemerintah.