AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dilaporkan bahwa sistem rudal pertahanan udara Israel Barak saat ini dikerahkan dengan Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab dan telah digunakan untuk mencegat drone Hizbullah.
Berdasarkan citra satelit yang dipublikasikan oleh Tactical Report (28/10), terlihat sistem rudal pertahanan udara Barak ditempatkan di dekat pangkalan udara Al-Dhafra, selatan Abu-Dhabi.
Gambar tersebut menunjukkan modul peluncuran rudal Barak dan radar Elta EL/M-2084.
Selama ini diketahui tidak ada informasi tentang penjualan sistem rudal pertahanan udara Barak ini ke Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab.
Namun mengutip informasi yang diterbitkan oleh Reuters pada September 2022, Israel telah menyetujui penjualan sistem rudal pertahanan udara Spyder. Permintaan itu disetujui pada pertengahan musim panas tahun ini.
Sumber lain mengatakan Uni Emirat Arab telah memperoleh teknologi Israel yang mampu memerangi serangan pesawat tak berawak seperti yang melanda Abu Dhabi awal tahun ini.
Dengan keterlibatan Uni Emirat Arab dalam perang di Yaman, negara itu menghadapi beberapa serangan pesawat tak berawak dari pemberontak Houthi.
Pada Januari 2022, pemberontak Houthi mengklaim bertanggung jawab atas apa yang digambarkan pejabat Uni Emirat Arab sebagai serangan pesawat tak berawak dan rudal di Abu Dhabi yang menewaskan tiga orang di fasilitas perusahaan minyak negara ADNOC.
Mengenai Barak, merupakan sistem rudal pertahanan udara yang dikembangkan bersama oleh perusahaan Israel Rafael dan IAI (Israel Aerospace Industries).
Sistem ini telah dirancang untuk mendeteksi dan menghancurkan setiap target terbang seperti rudal, drone, helikopter, dan pesawat subsonik dan supersonik.
Barak memiliki kontainer rudal dengan delapan tabung peluncur. Rudal tersebut memiliki kecepatan maksimum Mach 2 dengan jangkauan operasional maksimum 70 km.
Unit Barak dapat dihubungkan ke sistem pertahanan udara modern, radar pengawasan dan radar pemandu multi-fungsi, seperti EL/M-2248 MF-STAR AESA.
Sebelum mengakuisisi Barak, sebenarnya UEA sendiri telah dilengkapi dengan sistem rudal pertahanan udara THAAD dan PAC-3 Patriot dari Amerika Serikat.
Tetapi penggunaan rudal jenis ini sangat mahal untuk menghancurkan drone biaya rendah. Masalah kedua, drone sangat kecil dan sulit bagi radar untuk mendeteksi jenis ancaman ini.
-RBS-