AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Embraer dan sejumlah perusahaan Korea Selatan pada 27 Oktober menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk pengadaan sejumlah komponen pesawat angkut multiperan C-390 Millenium.
Perusahaan dari Korea tersebut di antaranya adalah ASTG (Aerospace Technology of Global), EMK (EM Korea Co.), dan Kencoa Aerospace.
Penandatanganan MoU ini untuk mengukuhkan pasokan suku cadang dari Korea Selatan.
Seperti di ketahui, C-390 Millennium menjadi pesaing program Large Transport Aircraft (LTA) II yang dijalankan oleh Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Korea.
Pasokan suku cadang produksi Korea Selatan akan berkontribusi pada persyaratan offset Program LTA II.
Penandatanganan MoU akan menciptakan hubungan bisnis jangka panjang antara para pihak-pihak terkait.
Kemampuan industri lokal menjadi bagian dari pengembangan masa depan dalam platform Embraer yang sudah ada seperti C-390 Millennium serta pesawat, kendaraan, dan sistem baru.
Varian tanker C-390 Millennium, yakni KC-390 Millenium merupakan generasi baru dari transportasi militer multimisi yang memberikan mobilitas dan kapasitas kargo yang tak tertandingi.
Pesawat ini memiliki kemampuan konfigurasi ulang yang cepat, ketersediaan tinggi, kenyamanan yang ditingkatkan, serta manajemen yang optimal dari mengurangi biaya operasional sepanjang siklus hidupnya, semuanya dalam satu platform, kata perusahaan.
Sejak pengiriman pertama ke Angkatan Udara Brasil (FAB), KC-390 Milenium telah membuktikan kemampuan, keandalan, dan kinerjanya.
Armada KC-390 FAB saat ini berjumlah lima unit. Pesawat telah melampaui 7.000 jam terbang dalam operasi, dengan tingkat penyelesaian misi 99%, menunjukkan ketersediaan dan produktivitas yang sangat baik dalam kategorinya.
Pada Juni 2022, Kementerian Pertahanan Belanda mengumumkan pemilihan C-390 Millennium untuk menggantikan armada C-130 Hercules.
Angkatan Bersenjata Portugis dan Angkatan Pertahanan Hungaria lebih dulu telah memesan ini dan akan memulai operasi dengan KC-390 masing-masing pada tahun 2023 dan 2024.
Armada tiga negara Eropa tersebut akan mampu melakukan pengisian bahan bakar di udara dan sepenuhnya kompatibel dengan NATO.
-Jaden-