AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Departemen Pertahanan AS (Pentagon) mengungkapkan, prajurit Iran telah berada di Ukraina untuk membantu Rusia dengan mengoperasikan pesawat tak berawak (drone) di sana.
Sekretaris Pers Pentagon Brigjen Pat Ryder mengatakan hal itu saat melaksanakan briefing dengan media di Pentagon (18/10).
Ryder menyebutkan bahwa personel militer Iran berada di Krimea untuk membantu personel militer Rusia mengoperasikan drone untuk menyerang Ukraina.
AS dan Ukraina menuduh Iran memasok drone serang bersenjata dan drone kamikaze buatannya ke Rusia.
Namun, Iran dilaporkan telah membantah pengiriman drone buatannya tersebut untuk digunakan melawan Ukraina.
“Itu hanya indikasi dari jenis retorika yang Anda dengar datang dari Iran dan dari Rusia, mencoba untuk mengatakan bahwa ini bukan drone Iran ketika mereka jelas-jelas ada,” kata Ryder.
Dalam banyak hal, lanjutnya, drone tersebut digunakan sebagai senjata psikologis untuk menciptakan ketakutan.
Drone kamikaze yang diketahui sebagai Shahed-136 ini digunakan secara besar-besaran dalam serangan pada 10 Oktober 2022 ke ibukota Ukraina, Kyiv dan kota besar lainnya, terutama menyerang infrastruktur listrik.
Direktorat Komunikasi Strategis Angkatan Bersenjata Ukraina pada 13 September 2022, telah merilis gambar pasukan Rusia yang dikerahkan di Ukraina menggunakan drone bunuh diri Shahed-136 untuk melakukan operasi tempur melawan tentara Ukraina.
Tak tanggung-tanggung, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, militer Rusia menerima hampir 2.400 drone buatan Iran, seperti diberitakan oleh Military Cognizance.
Atas keterlibatan Iran terhadap perang Rusia dan Ukraina ini, membuat negara-negara anggota Uni Eropa (UE) menyetujui sanksi terhadap perusahaan milik negara Iran.
Entitas yang menjadi sasaran sanksi Uni Eropa adalah Shahed Aviation, sebuah perusahaan yang terkait dengan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC).
Shahed Aviaton sendiri bertanggung jawab dalam merancang dan mengembangkan drone Shahed-136, untuk proses manufakturnya dilakukan oleh HESA.
Iran dikabarkan mulai menjual Shahed-136 ke Rusia pada musim panas lalu dan kemudian mengganti namanya menjadi Geran-2.
-RBS-