AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Salah satu kunci kemenangan dalam peperangan adalah diketahuinya posisi musuh oleh pasukan yang akan melakukan penyerangan.
Untuk mendapatkan hal itu, teknologi drone telah memungkinkan pengumpulan koordinat posisi musuh yang akan disalurkan guna dihancurkan oleh sistem persenjataan artileri jarak jauh.
Ini pula yang dilakukan oleh Ukraina dengan memanfaatkan sistem udara tak berawak (UAS) atau drone Leleka-100 buatan dalam negeri.
Drone yang dibuat oleh perusahaan DEVIRO, Ukraina ini dapat melakukan pengintaian udara, patroli, dan pemetaan wilayah untuk mendukung misi militer, industri, dan komersial.
Agar operasinya senyap, DEVIRO pun merancang drone ini dengan sumber tenaga listrik atau baterai.
Leleka-100 adalah salah satu UAV yang paling banyak digunakan di kelasnya oleh Angkatan Darat Ukraina.
Drone ini memasuki layanan Angkatan Bersenjata Ukraina sejak tahun 2015 dan pertama kali dipamerkan kepada publik dalam parade militer Hari Kemerdekaan Ukraina tahun 2018.
Layanan Penjaga Perbatasan Negara Ukraina (SBGS) termasuk satuan yang dilengkapi dengan Leleka-100 sejak April 2020.
Leleka-100 merupakan UAV sayap tetap dengan sayap lebar dan konfigurasi ekor V-tail.
Drone ini terbuat dari bahan Kevlar dan serat karbon. Leleka-100 dan komponennya dapat dibawa dalam kotak plastik yang ringan dan tahan benturan.
Dimensinya yang ringkas serta strukturnya yang ringan memungkinkan drone ini diangkut dengan mobil van atau SUV.
Drone yang tahan cuaca ini dapat melakukan misinya pada siang dan malam hari.
Leleka-100 juga dilengkapi dengan sistem perang anti-elektronik khusus yang memungkinkan pengenalan lingkungan interferensi yang disengaja dan peralihan otomatis ke mode inersia.
Dari sisi dimensi, drone ini memiliki panjang 1,13 m, tinggi 0,35 m, dan lebar sayap 1,98 m.
Berat lepas landas maksimumnya (MTOW) 5,5 kg. Untuk lepas landas menggunakan Teknik bungee start dan mendarat dengan cara belly landing atau menggunakan parasut.
Leleka-100 dapat membawa muatan pencitraan elektro-optik, termal/siang hari, dan resolusi tinggi termasuk modul siang hari PLCI Z30 dengan zoom optik 20x yang dapat diubah, dan modul penglihatan malam IR PLCI dengan zoom optik 4x tetap, mengutip artikel di Army Technology.
Sistem kontrol penerbangan UAS menggunakan autopilot dengan mode otomatis dan navigasi penuh.
Drone menyalurkan data melalui saluran radio digital terenkripsi, yang memungkinkan pertukaran data telemetri selama penerbangan.
Operator dapat melacak lokasi drone di peta satelit, mengubah jalur, mengoperasikan muatan, dan mengirim perintah lain ke pesawat.
Tautan radio dan video yang digunakan oleh UAS memiliki jangkauan hingga 45 km.
Leleka-100 UAV dapat melanjutkan penerbangan otonom atau kembali dan mendarat di lokasi yang diprogram jika terjadi gangguan sinyal.
Sistem navigasi inersia canggihnya memungkinkan pengoperasian di lingkungan yang keras dan tanpa GPS.
Untuk sistem propulsi, seperti telah disinggung di depan, Leleka-100 menggunakan sistem propulsi listrik yang tenang dan andal.
Dengan suara yang halus, drone ini dapat melayang melakukan operasi pengintaian atau pengawasan pada ketinggian rendah tanpa terdeteksi.
Leleka-100 memiliki kecepatan jelajah 70 km/jam dan jangkauan maksimum 100 km.
Ketinggian maksimum mencapai 1.500 m dan bertahan di udara hingga 2,5 jam. Drone dapat beroperasi pada suhu -20° dan +40°.
-Kallmoz-