Rudal balistik Iran bisa jadi pelengkap drone yang dibeli Rusia

Rudal balistik Iran_Istimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejak dimulainya aksi militer di Ukraina sejak akhir Februari lalu, Rusia telah menghadapi tantangan yang signifikan karena kelangkaan teknis untuk industri militernya yang disebabkan oleh sanksi Barat.

Militer Rusia dilaporkan telah kehabisan rudal dan amunisi, sehingga mereka terpaksa mengandalkan persediaan senjata mereka dari era Uni Soviet.

Menurut analis militer, Rusia mungkin beralih ke beberapa sekutu atau mitra untuk mengisi kembali persediaan rudal negara itu setelah serangan rudal besar-besaran di banyak kota Ukraina pada 10 Oktober.

Negera yang dianggap memiliki kemampuan memproduksi senjata dan juga bersedia bekerja sama dengan Rusia adalah Iran.

Rudal balistik Iran diantisipasi untuk memenuhi persyaratan militer Rusia untuk pertempuran dengan Ukriana, harganya lebih murah daripada rudal-rudal produksi Rusia sendiri menjadi pertimbangan menarik

Menurut laporan, sebelumnya Iran diyakini telah mengirim Rusia ratusan drone bunuh diri Shahed-136 dan drone intai serang Mohajer-6, meskipun pihak berwenang Iran membantahnya.

Setelah drone, media lokal Iran selama akhir pekan mengatakan bahwa Iran akan mengirim rudal balistik ke Rusia.

Diketahui, Iran memiliki stok persenjataan rudal balistik yang cukup banyak. Prevalensi dan keragaman rudal balistik Iran adalah salah satu cirinya.

Iran dilaporkan memiliki setidaknya 20 desain rudal balistik yang berbeda, banyak di antaranya telah diperbarui teknologinya.

Iran pun telah menghasilkan rudal balistik yang unggul dalam pertempuran. Mereka cukup akurat dan memiliki kekuatan yang menghancurkan.

Karena persediaan besar Iran, Rusia akan memiliki akses untuk mengakuisisi berbagai macam rudal, dan pengiriman pun bisa segera dilakukan.

Rudal balistik Iran sangat cocok untuk ditempatkan oleh pasukan Rusia dalam perjuangan untuk Ukraina karena biasanya ditujukan untuk konflik regional.

Rudal Qiam-1 SRBM misalnya, memiliki jangkauan lebih dari 800 km, memungkinkan Rusia untuk menyerang sasaran di seluruh Ukraina.

Rudal Iran lainnya, seperti Ghadr dari MRBM Shahab-3, akan memiliki jangkauan yang lebih jauh, hingga lebih dari 2.000 km.

Rusia akan mendapat manfaat lebih dari rudal berjangkauan jauh ini dan bahkan mungkin melakukan serangan di luar wilayah Ukraina.

Selanjutnya, Iran memilki seri rudal balistik jarak pendek Fateh 110 yang mampu mengangkut hulu ledak seberat 500 kg dan memiliki jangkauan sekitar 210 km.

Rudal tersebut telah terbukti efisien dan diproduksi dalam skala besar, menjadikannya pilihan potensial bagi Rusia.

Selain itu tersedia rudal balistik Qassem dengan jarak jangkau maksimum 1.400 km adalah pilihan potensial lainnya.

Iran juga memproduksi rudal jelajah Quds-1, senjata ini telah digunakan pasukan Houthi untuk menyerang kilang petrokimia besar-besaran Arab Saudi pada September 2019.

Untuk Ukraina, yang memiliki sistem persenjataan pertahanan udara yang minim, menembak jatuh rudal balistik Iran akan sangat menantang karena mobilitasnya yang tinggi dan jalur penerbangan yang rumit.

Analis militer percaya bahwa begitu Iran memberikan senjata rudal balistik jarak pendek/jauh ini ke Rusia, mereka akan merusak pertahanan udara Ukraina.

Sementara itu, memiliki pelanggan yang signifikan seperti Rusia akan membantu perekonomian Iran, yang telah sangat dipengaruhi oleh sanksi Barat.

Iran pun akan mendapatkan timbal balik yang setimpal dari Rusia, salah satunya akses mendapatkan jet tempur canggih Su-35 untuk digunakan AU Iran.

Berbeda dengan drone yang berdimensi kecil, maka rudal permukaan ke permukaan memiliki ukuran yang besar.

Analis militer memperkirakan bahwa Moskow harus menggunakan cara-cara terlarang untuk segera memperoleh senjata yang dibutuhkan untuk operasi militer di Ukraina, seperti dikutip dari Mil-Cog (13/10).

Namun tidak sulit untuk membawa senjata tersebut ke Rusia karena Iran sangat mampu melakukannya melalui kapal laut melalui Laut Kaspia.

Selain pengiriman langsung, kedua pihak dapat bekerja sama untuk membangun pabrik rudal atau drone di Rusia, dengan Iran mengirimkan suku cadang yang diperlukan untuk perakitan dan pemeliharaan di sana.

Belum diketahui apakah Iran akan benar-benar memberi pasukan Rusia akses ke rudal balistik atau jelajahnya saat ini.

Namun jika tercapai, pasokan rudal balistik ini akan menguntungkan Rusia dalam banyak hal ketika aksesnya ke persenjataan sangat dibatasi karena sanksi Amerika Serikat dan Sekutunya.

-RBS-

One Reply to “Rudal balistik Iran bisa jadi pelengkap drone yang dibeli Rusia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *