AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Lockheed Martin dari AS akan mencari sumber pemasok baru komponen magnet untuk F-35 selain China.
Sementara di China sendiri, muncul dorongan untuk menerapkan kontrol ekspor yang lebih ketat terkait logam superalloy-nya (paduan dari kobalt dan samarium) yang digunakan AS pada komponen mesin F-35.
Lockheed Martin merupakan salah satu perusahaan senjata Amerika yang dikenai sanksi oleh China karena menjual senjata dan peralatan ke Taiwan.
Namun, produsen unit daya tambahan Honeywell, yang menggunakan magnet dari China pada komponen mesin F-35, tidak terkena sanksi dari Beijing.
Akibat ditemukannya komponen magnet dari China tersebut, pengiriman jet tempur F-35 kepada pelanggan sempat ditangguhkan pada bulan September
Namun, larangan itu telah dicabut dan AS akan mencari pemasok baru komponen magnet.
Dengan pengabaian tersebut, Pentagon akan menerima semua pesawat di bawah kontrak, yang saat ini diproyeksikan untuk Oktober 2023, lapor Reuters.
Disebutkan bahwa komponen magnet tidak mengirimkan informasi atau membahayakan pesawat dan tidak ada risiko keselamatan yang terlibat.
China adalah satu-satunya negara di dunia yang telah mengembangkan kemampuan untuk mengekstrak logam tanah jarang samarium dan kobalt.
Paduan ini menyumbang lebih dari 70% dari produk akhir magnet tanah jarang samarium-kobalt di dunia.
“Bagaimana Washington bisa mengeluarkan produk tanah jarang China dari jetnya dalam skenario seperti itu?” ujar Yang, seorang manager di perusahaan milik negara China.
-Jaden-
Padahal bahan baku tanah jarang bnyak terfapat di Indonesia, lumpur Lapindo adalah berkah dari musibah Krn kandungan tanah jarangnya yg melimpah.