AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan Malaysia sudah menetapkan akan mengakuisisi dua unit pesawat patroli maritime ATR 72MP dari perusahaan Leonardo, Italia.
Selain membeli 2 ATR 72MP, Malaysia juga akan mengakuisis tiga unit drone Anka MALE (medium-altitude long endurance) dari Turkish Aerospace, Turki.
Beberapa netizen di media sosial mengomentari mengapa pemerintah Malaysia tidak membeli C295 MPA dan drone Bayraktar TB2.
Terlepas dari komentar tersebut, Kementerian Pertahanan Malaysia tentu punya pertimbangan-pertimbangan khusus terhadap hasil analisis dan pilihannya.
Mengenai ATR 72MP, pesawat ini memiliki sejumlah fitur unggulan seperti dipaparkan oleh Leonardo.
ATR 72MP merupakan pesawat bermesin turboprop ganda yang dioptimalkan untuk misi patroli maritim.
Pesawat ini menawarkan keandalan serta perawatan dan biaya siklus hidup yang rendah.
Itu adalah fitur dasar dari kenyamanan dari ATR 72-600 yang menjadi dasarnya, kata Leonardo di lamannya.
Pesawat memiliki sistem misi canggih, sensor canggih, dan perangkat komunikasi yang lengkap.
ATR 72MP memiliki fitur Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (C4ISR).
Kelengkapan tersebut memungkinkan pesawat dapat melakukan pemantauan lalu lintas jalur laut, perlindungan perikanan, operasi penyelundupan dan kontra perdagangan narkoba, patroli zona ekonomi eksklusif (ZEE), dan operasi Pencarian dan Penyelamatan (SAR).
ATR 72MP juga dapat digunakan untuk mengangkut personel dan material, serta dapat melakukan misi antikapal selam (ASW), antiperang permukaan (AsuW), dan intelijen elektronik (ELINT).
Terkait kesadaran situasional, ATR 72MP dilengkapi dengan sistem misi Airborne Tactical Observation and Surveillance (ATOS).
Sistem misi ini mengelola berbagai sensor pesawat dan memberikan gambaran operasional yang lengkap.
Berdasarkan empat konsol multifungsi, sistem ini mencakup radar pengawasan multimode canggih yang menampilkan teknologi Active Electronically Scanned Array (AESA), sebuah Electro-Optical Sensor Turret (EOST) dengan kamera warna dan monokrom, Sistem Identifikasi Otomatis (AIS), dan Pencari Arah Sistem Pencarian dan Penyelamatan Lintas Udara (ASARSDF).
Fitur perangkat udara ATR 72MP ditambahkan ke kokpit kaca canggih ATR 72-600, termasuk transponder Identifikasi Teman atau Lawan (IFF), dua sistem navigasi inersia INS/GPS (Global Positioning System), sistem navigasi udara taktis dan tampilan kokpit taktis yang mengirimkan data sistem misi ke pilot.
Rangkaian komunikasi mencakup beberapa gelombang radio V/UHF dan HF, sistem SATCOM broadband, serta tautan data untuk menyederhanakan pertukaran data misi.
Untuk digunakan dalam misi ELINT, ASW, dan ASuW, pesawat ini dilengkapi dengan subsistem dan peralatan opsional, termasuk Sub-Sistem Defensive Aids (DASS).
Dengan perangkat tersebut pesawat dapat beroperasi dengan aman di wilayah musuh, sistem untuk penyimpanan dan peluncuran sonobuoy, subsistem akustik , detektor anomali magnetik (MAD), sistem manajemen muatan, dan dua tiang pesawat eksternal yang dapat membawa hingga dua torpedo ringan.
Mengenai data teknisnya, ATR 72MP memiliki berat maksimum lepas landas (MTOW) 23.000 kg (50,706 lb).
Daya maksimum mesin PW127M dengan satu mesin mati adalah 2.750 Shp.
Pesawat dapat terbang dengan kecepatan maksimum 465 km/h (250 KTAS), ketinggian operasinal maksimum 7.620 m (25.000 kaki), dan lama terbang 10 jam (plus 45 menit untuk holding).
-Kallmoz-