Panglima perang baru Rusia, mampukah membalikkan keadaan?

Sergei Surovikin

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Seorang teman berkata-kata mengutarakan pendapatnya tentang Jenderal Sergei Surovikin, panglima baru yang ditunjuk Kremlin untuk memimpin perang di Ukraina. Rusia menyebutnya Operasi Militer Khusus (NVO).

“Dia dilahirkan untuk melayani Tanah Air,” ujar Yevgeny Prigozhin, pengusaha sukses, teman sang jenderal dalam wawancara dengan saluran Live24.

Menteri Pertahanan Rusia Jenderal Sergei Shoigu, seperti diberitakan media, sebelumnya telah melantik Jenderal Sergei Surovikin untuk memimpin pasukan Rusia yang bertempur di Rusia.

Kalau mau dibilang apa adanya, pasukan Rusia telah babak belur sejak awal masuk ke Ukraina yang tanpa perhitungan matang.

Angkatan Bersenjata terkuat kedua di dunia yang modern itu, seakan kehilangan segala pamornya di Ukraina.

Taktik perang yang dipakai amburadul- kata ahli strategi dari Barat, mencerminkan strategi yang sembrono.

Cara Rusia berperang di Ukraina, membuat banyak orang geleng-geleng kepala ketika jet-jet tempur Rusia yang canggih, maupun helikopter tempur mereka, terbang rendah dan jadi mangsa sengatan rudal-rudal Stinger dan kawan-kawannya.

Tak hanya itu, kendaraan-kendaraan lapis baja Rusia seperti disodorkan begitu saja dengan konyol, melalui konvoi berpuluh-puluh mil. Mereka habis dilalap rudal maupun senjata lawan tank yang dipanggul prajurit.

Belum lagi, drone dari udara dengan bebasnya memamerkan superioritas untuk menjungkirbalikkan paradigma bahwa tank adalah monster yang sulit untuk dilumpuhkan.

Zaman telah berubah. Senjata musuh yang paling menakutkan bukan semata senjata-senjata dengan tongkrongan yang sangar, termasuk tank yang telah mendapat cap sebagai monster lapis baja darat.

Namun kini, drone yang berukuran kecil dan tampak tak ada apa-apanya, justru menjadi senjata yang sulit dibendung.

Sebab, dia yang membawa hulu ledak itu, menjalankan misi bunuh diri. Murah, ringan, sulit terdeteksi, namun sangat berbahaya.

Demikian juga dengan UCAV-UCAV baru yang menjadi bintang perang dan makin bersinar, sebut saja salah satunya buatan Turki.

Mereka tinggal diluncurkan ke udara dan blam..blam…memangsa mangsanya di darat menggunakan rudal maupun bom pintar.

Tak hanya itu, sebagai bukti langsung, drone juga sekaligus bisa menyiarkan pekerjaannya tersebut secara live.

Itulah salah satu tantangan berat yang dihadapi Jenderal Surovikin. Bagaimana meminimalkan kerugian di pihak pasukan Rusia yang sudah kadung masuk ke kolam musuh.

Jenderal Surovikin sendiri sehatinya bukan panglima perang kemarin sore.

Media Rusia memberitakan, dia panglima perang yang menjadi sebuah harapan. Dia telah berpartisipasi dalam Perang Chechnya kedua dan dua kali memimpin kelompok militer Rusia di Suriah.

Sebelum diangkat menjadi Panglima NVO di Ukraina, Surovikin memimpin pengepungan pasukan Ukraina di Gorsky dan Zolote, LPR (Republik Rakyat Luhansk).

Menurut Prigozhin, Jenderal Surovikin adalah komandan paling kompeten di tentara Rusia, dan dilahirkan untuk mengabdi pada Tanah Airnya.

“Kita semua ingat peristiwa di Gedung Putih pada Agustus 1991. Surovikin adalah perwira yang tanpa ragu-ragu, setelah menerima perintah, masuk ke tank dan bergegas menyelamatkan negaranya,” kata Prigozhin.

Sergei Surovikin yang berasal dari Novosibirsk, pada tahun 2021 lalu telah menerima pangkat jenderal angkatan daratnya.

Sejak Oktober 2017, ia telah menjabat sebagai Panglima Angkatan Udara Rusia.

Dia memiliki sejumlah penghargaan negara, termasuk bintang Pahlawan Rusia dan Pahlawan LPR.

Kini, kiprah dia memimpin pasukan Rusia di Ukraina akan dilihat dan menjadi sorotan dunia. Akankah dia berhasil atau menambah duka Rusia?

Akankah Jenderal Surovikin berhasil mempersembahkan kemenangan akhir bagi Rusia?

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *