AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan (Kemhan) Inggris melalui laporan pembaruan informasi intelijennya pada 29 September 2022 menyebutkan, semakin banyak orang Rusia yang meninggalkan negara mereka ke luar negeri dalam seminggu terakhir.
Hal ini terjadi sejak Presiden Vladimir Putin mengumumkan rencana mobilisasi parsial warganya untuk berperang di Ukraina.
“Dalam tujuh hari sejak Presiden Putin mengumumkan mobilisasi parsial, telah terjadi eksodus besar orang Rusia yang berusaha menghindari panggilan,” kata Kementerian Pertahanan Inggris dalam penilaian intelijen terbaru mereka.
Kemhan Inggris tidak menyebutkan berapa jumlahnya, namun memperkirakan bahwa jumlahnya lebih banyak dari jumlah tentara yang dikirimkan ke Ukraina.
“Meskipun angka pastinya tidak jelas, kemungkinan itu melebihi ukuran total pasukan invasi yang dikerahkan Rusia pada Februari 2022,” tulisnya.
Kekuatan militer pra-invasi Rusia berkisar antara 130.000 hingga 190.000 tentara.
Ditambahkan bahwa orang-orang yang melakukan eksodus keluar dari Rusia adalah warga kelas menengah, berpendidikan lebih baik, dan etnis mayoritas Rusia.
Mobilisasi parsial Putin, lanjut Kemhan Inggris, adalah upaya Putin untuk menutup lubang di garis depannya di Ukraina dengan setidaknya 300.000 rekrutan.
Kerumunan pria usia militer berbondong-bondong ke bandara di Moskow, St. Petersburg, dan kota-kota lain mencoba memesan penerbangan keluar.
Di sepanjang perbatasan Rusia dengan Eropa, antrean panjang mobil ditumpuk membawa warga pria yang berharap bisa menghindari wajib militer.
Masalah dengan memanggil massa wajib militer yang tidak terlatih dan tidak dilengkapi dengan baik segera terlihat ketika pasukan mulai muncul ke posisi garis depan dengan sedikit lebih dari senapan dan beberapa hari pelatihan, tulis The Drive.
-Jaden-