Anggota Parlemen AS desak US DoD untuk kirim drone serang berat ke Ukraina

MQ-1C_Warrior_US Army_ Airspace ReviewUS Army

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebanyak 17 orang anggota Parlemen AS diberitakan telah mendesak Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin untuk segera mengirim drone serang berat ke Ukraina.

Parlemen AS beralasan, dengan mengirimkan drone bersenjata berat ke Ukraina, diharapkan negeri itu segera bisa meraih kemenangan dan mengusir Rusia dari negara mereka.

Reuters dan Wall Street Journal menulis, drone yang diusulkan untuk dikirim ke Ukraina di antaranya adalah MQ-1C Gray Eagle dan MQ-9A Reaper.

Namun, media AS itu melaporkan bahwa pemerintahan Biden cemas jika Rusia nantinya dapat menangkap drone AS tersebut dan menganalisis peralatan canggih mereka.

Pasukan Amerika Serikat sebelumnya telah menggunakan drone Grey Eagles dalam perang di Afghanistan, Irak, dan dalam misi penuh rahasia di Afrika Tengah, termasuk Niger.

Dikembangkan dan diproduksi oleh General Atomics, drone tersebut memiliki empat tiang gantungan senjata berupa rudal udara ke darat AGM-114 Hellfire, rudal pencegat AIM-92 Stinger, atau empat bom luncur Viper Strike.

Selain melakukan serangan, drone tersebut juga dapat digunakan untuk pengintaian.

UAV ini memiliki jangkauan 400 km dan telah mengalami berbagai masalah teknis sepanjang sejarah layanan mereka, termasuk keandalan komponen komputer onboard yang buruk, serta kegagalan perangkat lunak dan sensor.

Setidaknya, tiga drone Gray Eagle hilang di Irak dan di Niger antara 2015 dan 2021.

Gray Eagle adalah varian yang ditingkatkan dari MQ-9 Reaper.

Drone ini telah digunakan oleh Angkatan Udara AS, Pengawal Nasional Udara, dan Perlindungan Bea dan Cukai, dan dijual ke Inggris, Prancis, Italia, Belanda, dan Spanyol.

Militer AS telah mengerahkan Reaper di Afghanistan dan Irak, Somalia, Mali, Yaman, Libya, dan Suriah.

Signifikansi strategis dari kemungkinan penyebaran Grey Eagles and Reaper di Ukraina sulit diperkirakan.

Selama operasi militer khusus, Kementerian Pertahanan Rusia telah melaporkan menembak jatuh lebih dari 2.050 UAV yang dioperasikan oleh Ukraina. Mulai dari drone mikro pengintai kecil hingga drone serang berat Bayraktar TB2 buatan Turki.

Sputnik memberitakan, AS dan sekutunya telah mengirimkan bantuan militer ke Ukraina lebih dari 33 miliar USD sejak bulan Januari.

Hal ini setara dengan sekitar setengah dari anggaran militer Rusia pada tahun 2021. J

Moskow telah berulang kali mengecam Washington dan sekutunya atas pengiriman senjata mereka yang berkelanjutan ke Ukraina.

Namun peringatan itu tidak dihiraukan.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *