AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Perang Rusia – Ukraina yang telah berlangsung selama delapan bulan tidak memengaruhi pengiriman sistem pertahanan udara S-400 Triumf oleh Rusia ke India.
Duta besar Rusia di New Delhi, Denis Alipov, menekankan bahwa Rusia tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajibannya berdasarkan kontrak dengan India.
Pernyataan Alipov ini sekaligus menepis anggapan yang dimuat oleh sejumlah media yang menyebut Rusia telah kerepotan untuk memenuhi kewajiban kepada India berdasarkan kontrak yang telah dibuat.
“Saya telah melihat artikel surat kabar yang menyatakan bahwa krisis Ukraina telah mempengaruhi pasokan S-400 dan pembangunan fregat. Saya secara bertanggung jawab menyatakan bahwa ini bukan masalahnya,” kata Alipov kepada wartawan pada hari Jumat seperti dikutip TASS.
Dikatakan bahwa pengiriman S-400 tetap sesuai jadwal. Kalaupun ada penundaan kecil, hal itu bukan pengaruh dari perang dengan Ukraina.
Fregat dibangun di Rusia dan di India
Sementara itu , CEO United Shipbuilding Corporation, Alexey Rakhmanov, mengatakan bahwa tidak akan ada penundaan signifikan dalam pembangunan fregat Project 11356.
Kapal tersebut sedang dibangun oleh Rusia di Kaliningrad untuk Angkatan Laut India.
Berdasarkan kontrak yang ditandatangani pada tahun 2018, Pabrik Pembuatan Kapal Baltik Yantar (bagian dari United Shipbuilding Corporation) akan menyelesaikan pembangunan dua unit fregat untuk Angkatan Laut India.
Sedangkan dua unit lagi akan dibangun di India yaitu di galangan Goa Shipyard Ltd dengan bantuan Rusia.
Dua kapal pertama buatan Yantar akan diserahkan kepada Angkatan Laut India pada tahun 2023 dan 2024.
Adapun kapal yang dibangun di India rencananya akan dikirimkan mulai tahun 2026.
Pada tahun 2015, India mengumumkan niatnya untuk mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Kontrak untuk pasokan lima set resimen S-400 senilai 5,43 miliar USD ditandatangani ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi India pada Oktober 2018.
-Poetra-