AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Tidak lagi menggunakan mesin buatan Safran, Perancis kini Turki akan menggunakan mesin buatan dalam negeri mereka untuk mentenagai rudal jelajah SOM (Satha Atılan Orta Menzilli Mühimmat).
Langkah ini diambil Ankara untuk mencegah masalah serius ketergantungan kepada komponen buatan luar negeri.
Rudal jelajah pertama Turki, SOM, masih menggunakan mesin TR40 buatan Safran. Namun kini perusahaan Turki Kale Arge telah mengembangkan mesin turbojet KTJ-3200 sebagai pengganti TR40.
Sebelumnya, Turki juga membuat mesin TF-6000 yang akan digunakan untuk Kizilelma UCAV yang memungkinkan terbang hingga kecepatan 2 Mach
Penggunaan mesin buatan Perancis oleh Angkatan Bersenjata Turki sebenarnya tidak menjadi masalah.
Namun, masalah kemudian timbuk ketika terjadi ketidaksepakatan politik antara Turki dan Perancis yang lebih memihak kepada Yunani, seteru Turki.
Perancis pun telah melarang Turki untuk mengekspor rudal jelajah SOM dengan mesin Safran TR40.
Dengan digunakannya mesin produksi sendiri, Azerbaijan salah satu pelanggan pertama SOM dapat menerima rudal jelajah ini sesuai yang diinginkannya.
Diberitakan sebelumnya oleh media Turki, Azerbaijan ingin membeli rudal jelajah SOM Turki selama bertahun-tahun.
Kesepakatan baru-baru ini dicapai antara Ankara dan Baku mengenai penjualan rudal tersebut.
Turki sudah mengharapkan peningkatan kecepatan rudal jelajah SOM. Mesin turbojet KTJ-3200 juga mulai memasuki produksi serial.
Dengan demikian, Azerbaijan akan menerima jumlah rudal jelajah yang diinginkan tepat waktu.
Sumber dari Turki mengklaim, saat ini ada 400 permintaan pembelian rudal jelajah SOM.
Jika informasi tersebut terbukti benar, lini produksi akan padat setidaknya hingga akhir 2023.
Turki melakukan pengembangan rudal jelajah SOM sejak tahun 2006 di bawah kepemimpinan Tubitak Sage.
Rudal ini memiliki struktur modular yang fleksibel dan sistem terbuka. Hal ini telah memungkinkan pengembangan varian yang berbeda dengan kemampuan operasional dan fleksibilitas yang berbeda pula.
SOM memiliki bobot total 600 kg, termasuk hulu ledaknya yang berbobot 230 kg.
Rudal dengan panjang 4 m ini memiliki jangkauan operasional lebih dari 250 km.
Sumber Turki mengatakan, Roketsan perancang SOM saat ini sedang mengerjakan varian yang berbeda, seperti SOM-B2, SOM-C1, SOM-C2, dan SOM-J.
SOM merupakan rudal jelajah generasi berikutnya yang otonom, siluman, dan memiliki presisis tinggi. rudal jelajah presisi tinggi yang dikembangkan oleh TÜBİTAK SAGE.
Angkatan Udara Turki telah menggunakan rudal ini sejak 2017 sebagai persenjataan F-16 Fighting Falcon dan F-4 Phantom II.
-Poetra-