AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dalam rangkaian acara Pegase 2022 di Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin (12/9), Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mencoba secara langsung duduk di kokpit jet tempur Rafale dan berbincang dengan salah seorang pilotnya.
Beberapa saat sebelumnya, Letkol Pnb M. Amri Taufani mencicipi terbang langsung sebagai backseater di jet bermesin ganda buatan Dassault, Perancis ini.
Kesempatan terbang bagi eks Komandan Skadron Udara 1 Elang Khatulistiwa, Lanud Supadio ikut terbang dengan Rafale tersebut, apakan menjadi tanda bahwa Skadron Hawk 100/200 akan diisi Rafale nantinya?
Seperti diketahui bersama, pada 10 Februari 2022, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Menteri Angkatan Bersenjata Republik Perancis H.E. Mrs. Florence Parly beserta delegasi di Kemhan, Jakarta.
Pertemuan bilateral antara Prabowo dan Parly ini diakhiri dengan penandatanganan beberapa perjanjian kerja sama yang disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan kedua negara.
Perjanjian kerja sama tersebut antara lain adalah kontrak pembelian enam jet tempur gen 4,5 ini antara Kabaranahan Kemhan dengan Dassault, sebagai awal dari kontrak yang lebih besar untuk 36 pesawat tempur Rafale berikutnya.
Sementara jet tempur ringan Hawk 200 buatan BAE Inggris ini memang telah menua. Pesawat datang pertama tahun 1996 hingga terakhir pengiriman pada tahun 1999.
Berarti pesawat “cabe rawit” yang menjadi andalan Skadron Udara 1 Elang Katulistiwa dan Skadron 12 Black Panther ini telah berusia 23-25 tahun, yang mungkin masih bisa bertahan hingga usia pakai 30 tahun.
Bila 6 (plus 36) Rafale datang sesuai dengan rencana, bukan tak mungkin akan menggantikan dua Skadron Hawk tersebut.
Terkait kegiatan Pegase 2022 ini, AU Perancis memboyong tiga jet tempur Rafale, dua tanker A330 MRTT, dan pesawat angkut A400M ke Halim Perdanakusuma Jakarta.
-RBS-