AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Proposal pembelian 40 F-16V oleh Turki kepada Amerika Serikat telah diterima oleh Washington. Namun, keputusan untuk memenuhi permohonan Ankara tersebut rupanya masih membutuhkan jalan yang panjang.
Meski Presiden Joe Biden telah menyatakan akan mendukung Turki untuk akuisisi jet F-16 Viper ini, faktanya anggota Senat AS masih bersikukuh bahwa Turki harus mematuhi aturan di mana F-16V yang akan dibeli tidak boleh digunakan untuk melanggar kedaulatan wilayah udara Yunani.
Sementara Turki menyatakan tidak ada aturan yang perlu diikuti terkait persyaratan F-16 tersebut.
Pada akhirnya, kini muncul berita bila Turki akan beralih lagi ke Rusia jika AS gagal memenuhi janjinya.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan hal itu pada hari Jumat dalam sambutannya yang dapat meningkatkan ketegangan antara Ankara dan Washington.
Sebelumnya, Turki yang merupakan anggota NATO telah mengajukan pembelian 40 jet tempur F-16 Viper Block 70 dan hingga 80 kit modernisasi untuk armada F-16 yang ada.
“Amerika Serikat bukan satu-satunya yang menjual pesawat tempur di dunia. Inggris, Prancis, dan Rusia juga menjualnya,” surat kabar Cumhuriyet mengutip pernyataan Erdogan kepada wartawan setelah salat Jumat di sebuah masjid di Istanbul.
Turki mendapat sanksi dikeluarkan oleh AS dari Program F-35 karena membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
Ankara pun kini tidak lagi mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan alutsista buatan AS, termasuk F-16V contohnya.
Sementara itu, Rusia melalui konsorsium industri pertahanan Rostec menyatakan kesanggupannya untuk menyuplai Turki dengan pesawat Su-35 atau Su-57.
“Jika rekan Turki kami menyatakan keinginan, kami siap untuk mengerjakan pengiriman Su-35,” kata CEO Rostec, Sergey Chemezov.
Sejauh ini, negosiasi telah berlangsung di Washington dan Ankara selama berbulan-bulan dalam upaya untuk menyelesaikan perselisihan mengenai jet tempur F-35 dan rencana akuisisi 40 jet F-16V.
Namun, sejauh itu pula belum ada hasil yang didapat dari pertemuan kedua antara kedua negara.
-Jaden-