AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di Exercise Pitch Black 2022 yang berlangsung pada 20 Agustus hingga 8 September, jet tempur siluman F-35A milik tuan rumah Angkatan Udara Australia (RAAF) berhasil menekuk lawan-lawannya di udara.
Salah satu yang terpublikasi adalah mengenai pertempurannya dengan F-15SG milik Angkatan Udara Singapura (RSAF) di mana 3 F-35A RAAF berhasil mengalahkan 6 F-15SG.
F-35 jadi primadona banyak negara untuk memilikinya. Namun demikian, Washington tidak sembarangan menjual pesawat ini ke negara-negara yang dia anggap tidak aman untuk menjaga rahasia teknologinya.
AS hanya menjual F-35 kepada beberapa negara sekutunya, itu pun dengan pertimbangan yang sangat cermat dan hati-hati.
Tidak semua negara sekutu bisa mendapatkan F-35. Contohnya adalah Taiwan yang tidak diberi izin mendapatkan F-35 oleh AS dan cukup dengan F-16 Viper, versi termutakhir keluarga F-16.
Mungkin ada alasan tertentu bagi AS di mana menjual F-35 kepada Taiwan sangat berbahaya. Sebab, Taiwan bisa saja dikuasai China dan karenanya teknologi F-35 menjadi tidak aman.
Nah, kembali ke F-22 dan F-35 di Australia, rupanya AS mengirim enam F-22 untuk berlatih dengan F-35A RAAF.
Tujuan dari latihan bilateral ini adalah untuk meningkatkan interoperabilitas antara angkatan udara mereka.
Enam F-22 dari Wing ke-15 yang berbasis di Pangkalan Gabungan Pearl Harbor-Hickam, Hawaii, tiba di Pangkalan RAAF Tindal di Northern Territory pada pertengahan Agustus atau beberapa hari sebelum Latihan Pitch Black 2022 yang diikuti 17 negara dimulai.
Komandan Udara Australia Marsekal Madya Darren Goldie mengatakan dalam rilis berita, pelatihan F-22 dan F-35 merupakan bagian dari Inisiatif Postur Angkatan Amerika Serikat.
Dijelaskan, F-22 mengunjungi Australia di bawah program Kerja Sama Udara yang Ditingkatkan antara kedua negara, dengan Angkatan Udara AS.
Diakui, ini adalah yang terbaru dari serangkaian pengerahan Angkatan Udara AS ke Australia.
Latihan F-35A RAAF dan F-22 USAF akan berakhir pada pertengahan September ini.
-Jaden-