AIRSPACE REVIEW (airpace-review.com) – Airbus mengonfirmasi telah membatalkan semua pesanan yang tersisa untuk A350 dari Qatar Airways (Qatar).
Hal ini meningkatkan pertaruhan dalam perselisihan kontrak dan keselamatan penerbangan dengan maskapai Teluk.
“Airbus mengonfirmasi bahwa mereka telah menghapus 19 Qatar Airways A350 dari daftar pesanan,” kata seorang juru bicara Airbus, seperti dikutip Reuters.
Perselisihan antara Qatar Airways dan Airbus dimulai pada akhir tahun 2021 ketika Qatar menggugat Airbus atas kerusakan dini pada permukaan badan pesawat A350-nya.
Pada saat itu, maskapai yang berbasis di Doha itu bermaksud menerima sekitar 600 juta USD sebagai kompensasi atas cacat tersebut.
Kasus erosi lapisan terluar kulit pesawat A350 dibawa ke pengadilan. Pada tanggal 26 April 2022, hakim memutuskan mendukung Airbus dan memberi wewenang kepada pabrikan untuk tidak memenuhi kewajiban kontraktualnya untuk mengirimkan pesanan berbeda untuk jet A321neo ke Qatar.
Airbus juga diizinkan untuk menjual A350 yang ditolak oleh Qatar Airways.
Sebab, Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) menyimpulkan bahwa pesawat-pesawat A350 ini aman untuk terbang.
EASA mengatakan tidak menemukan bukti bahwa cat atau erosi permukaan pada jet A350 menimbulkan masalah keamanan penerbangan.
Pembatalan pesanan sekaligus mengonfirmasikan keputusan yang dilaporkan pada bulan Agustus mengenai data pesanan bulanan.
Airbus mengatakan telah menerima pesanan 843 jet antara Januari dan Agustus, atau total bersih 637 setelah pembatalan. Termasuk dalam hal ini, pembalikan pesanan pelanggan dan pesawat yang ditahan dari Qatar oleh Airbus.
Airbus mengirimkan 382 jet selama periode yang sama, atau total bersih 380 setelah dikurangi dua pesawat A350 yang dibuat untuk Aeroflot tetapi tidak terkirim karena Rusia keburu mendapatkan sanksi dari AS dan Uni Eropa.
Teman baik
Qatar dan Airbus sejatinya merupakan teman bisnis lama dan saling menguntungkan. Qatar menjadi maskapai dunia pertama yang menerima A350.
Saat jumpa pers penyerahan pesawat A350-1000 pertama dari Airbus kepada Qatar Airways yang dilaksanakan di fasilitas Airbus di Toulouse, Perancis pada 20 Februari 2018, terlihat jelas keakraban CEO Qatar Airways Group H.E Akbar Al Baker dengan Eksekutif Airbus saat itu Fabrice Brégier.
Keakraban ini bukan yang pertama terlihat. Tiga tahun sebelumnya pada Desember 2014 saat Airbus menyerahkan A350-900 pertama kepada Qatar di tempat yang sama.
Sejatinya, hubungan Qatar Airways dan Airbus sangat baik. Qatar memesan 76 unit A350 sekaligus menjadi global launch customer bagi kedua produk Airbus ini.
Sejatinya, keduanya memang berteman. Pertemanan yang dibalut dengan bisnis antara Airbus dan Qatar Airways. Untuk produk A350 XWB (seri 900 dan 1000), Qatar Airways adalah teman yang sangat baik. Maskapai Timur Tengah bercorak warna Pantone 1955 C (Qatar Red atau Qatar Maroon) ini memesan 76 unit A350 sekaligus menjadi global launch customer bagi kedua produk Airbus ini.
Untuk A350-1000, kata Al Baker, akan digunakan untuk penerbangan jarak jauh. Rute pertama yang akan diterbangi adalah Doha – London Heathrow pada 24 Februari ini.
Setelah itu, Qatar akan menggunakan A350-1000 untuk menerbangi rute-rute ultra long haul seperti ke kota-kota di Amerika maupun di kawasan Australasia.
A350 menjadi pilihan banyak maskapai, termasuk untuk menggantikan armada Boeing 777.
Untuk konfigurasi Qatar Airways, A350-1000 memiliki 44 kursi lebih banyak dibanding A350-900.
Pesawat terbaru ini memiliki jangkauan hingga 8.000 mil laut (14,800 km).
A350-1000 dilengkapi fitur sayap trailing-edge, enam roda pendaratan utama terbaru, serta mesin Rolls-Royce Trent XWB-97 yang lebih bertenaga.
-Poetra-