AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Komandan Angkatan Udara Iran Brigadir Jenderal Hamid Vahedi mengatakan, Iran berniat akan membeli 24 jet tempur Su-35 pesanan Mesir yang dibatalkan karena ancaman sanksi Amerika Serikat.
Iran tidak menolak untuk membeli pesawat tempur multifungsi Su-35 dari Rusia. Kesepakatan tersebut bahkan sudah ada dalam agenda.
Namun demikian, kata Vahedi, seperti diberitakan Top War, keputusan akhir akan ditentukan pada akhir tahun ini.
“Masalah ini ada dalam agenda, dan saya berharap kita bisa mendapatkan pesawat tempur generasi 4++ ini di masa depan. Keputusan akhir pembelian pesawat tempur Su-35 di Rusia tetap berada di komando Angkatan Bersenjata dan Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran,” ujarnya.
Ia menambahkan, fakta bahwa Teheran bermaksud membeli sejumlah jet tempur Su-35 Mesir dari Rusia telah dibahas pada akhir tahun lalu.
Dikatakan, Mesir terpaksa menarik diri dari kesepakatan di bawah tekanan dari Amerika Serikat melalui CAATSA (Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act).
Iran muncul tepat pada waktunya, yang sangat membutuhkan pesawat yang mampu menahan F-35I Adir Israel, yang, setelah modernisasi, mendapat kesempatan untuk terbang ke Iran tanpa mengisi bahan bakar, tambah Vahedi.
Pada awal Agustus dilaporkan, Teheran diduga menandatangani kontrak untuk Su-35 Rusia pada bulan Juli saat kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Iran.
Kemudian ada bukti bahwa Rusia telah bertukar dengan Iran sesuai dengan skema pesawat tempur dengan drone.
Tetapi tidak ada konfirmasi atau penolakan dari Moskow maupun Teheran.
Mengacu pada pernyataan Brigjen Vahedi, kesepakatan itu tampaknya belum terjadi dan akan ditentukan segera.
-Poetra-