AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Turki menuding Yunani telah melakukan aksi memancing permusuhan dengan cara mengunci jet tempur F-16 Turki yang sedang terbang mengawal pembom B-52 USAF saat menjalankan misi NATO pada tanggal 23 Agustus lalu.
Penguncian terhadap jet tempur F-16 Turki yang sedang terbang di ketinggian 10.000 kaki itu dilakukan Yunani menggunakan sistem pertahanan udara S-300 yang ditempatkan di Pulau Kreta.
Turki menyebut, tindakan tersebut tidak sesuai dengan semangat aliansi.
“Itu tidak sesuai dengan semangat aliansi (NATO) dan sama dengan tindakan bermusuhan di bawah aturan keterlibatan NATO,” kata sumber militer Turki yang berbicara kepada media.
Atas tudingan dari Turki tersebut, Kementerian Pertahanan Yunani dilaporkan telah melakukan bantahan.
“Sistem rudal S-300 Yunani tidak pernah mengunci jet F-16 Turki,” kata sumber yang berbicara kepada televisi pemerintah Yunani, Ert.
Turki dalam beberapa bulan terakhir mengeluhkan tindakan provokatif yang dilakukan Yunani. Ankara menyebut langkah seperti itu merusak upaya perdamaian.
Kedua tetangga NATO sejak lama memang bermusuhan terkait perselisihan batas laut dan udara di kawasan kaya sumber daya alam di Mediterania.
Turki mengatakan Yunani menempatkan pasukan di pulau-pulau di Laut Aegea yang melanggar perjanjian damai pasca Perang Dunia I dan II.
Athena juga mengincar persenjataan AS dalam upaya untuk meningkatkan angkatan udaranya di tengah ketegangan dengan Ankara.
Juni lalu, Yunani resmi mengajukan proposal untuk pembelian jet tempur F-35 kepada AS.
Sementara di lain pihak, Turki telah dikeluarkan oleh AS dari Program F-35 karena membeli sistem pertahanan udara dari Rusia, S-400 Triumf.
-Poetra-