AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kekalahan Shenyang dalam kompetisi jet tempur siluman (stealth) Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China telah terungkap secara resmi untuk pertama kalinya pada 2020 silam.
Adalah saluran China Central Television (CCTV) yang kala itu memproduksi seri kedua dari film dokumenter bertajuk Memori Industri Militer.
Dalam video tersebut, pemirsa dibawa ke galeri dengan model pesawat di aula. Di sana terpajang Snow Owl (Burung Hantu Salju), nama proyek Shenyang untuk jet tempur generasi ke-5-nya.
Jet tempur Shenyang yang mendapatkan kode J-21 ini bersaing dengan Chengdu J-20 dalam program J-XX tahun 1990-an.
Pesawat rancangan Shenyang ini memiliki sayap utama delta lengkap dengan sirip ekor horizontal dan vertikal dan tambahan sayap canard di bagian depan.
PLAAF telah menetapkan persyaratan untuk sudut serang 60 derajat, mirip dengan Lockheed Martin F-22 Raptor milik Amerika Serikat.
Untuk mencapai tujuan, desainer Li Tian memilih tata letak tiga sayap. Dikatakan bahwa J-21 memiliki sudut serang hingga 65 derajat selama pengujian terowongan angin.
Namun, bentuk pesawat menyebabkan beberapa kelemahan tersendiri. Dengan memiliki tiga set sayap, badan pesawat jauh lebih panjang dibandingkan dengan J-20.
Hal ini menyebabkan bobot yang lebih berat dan meningkatkan tuntutan pada mesin. Untuk mengurangi berat keseluruhan, para insinyur Shenyang memperkecil ukuran radome-nya.
Seperti diketahui, dalam program J-XX ini akhirnya Shenyang J-21 dikalahkan oleh Chengdu J-20 Mighty Dragon (Naga Perkasa).
Dimana Chengdu J-20 menjadi jet tempur generasi ke-5 ketiga di dunia yang operasional setelah Lockheed Martin F-22 Raptor dan F-35 Lightning II dari Amerika Serikat.
Meskipun telah kalah, model jet tempur Shenyang J-21 ternyata dijajakan menjadi souvernir di ajang Changchun Air Show di Changchun, Provinsi Jilin yang berlangsung pada 26 Agustus 2022.
-RBS-