AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Dua pilot yang bertugas menerbangan pesawat Boeing 737 Ethiopian Airlines sama-sama tertidur dalam penerbangan dan baru bangun setelah pesawat mereka melewati bandara tujuan.
Kedua pilot Ethiopian Airlines dibangunkan secara otomatis oleh sistem pemutus autopilot setelah pesawat bablas melewati bandara yang dituju.
The Aviation Herald melaporkan, pilot Ethiopian Airlines nomor penerbangan ET 343 itu sedang bertugas menerbangkan pesawat dari Khartoum ke Addis Ababa pada 15 Agustus 2022. Mereka secara bersama-sama tertidur di saat mereka seharusnya bertugas.
Pesawat Boeing 737-800 dengan registrasi ET-AOB itu telah berada di ketinggian 37.000 kaki ketika pesawat seharusnya memulai penurunan ke Bandara Bole Addis Ababa.
Namun yang terjadi, pesawat tetap terbang lurus dan tidak melakukan penurungan ketinggian untuk mendarat.
Data ADS-B telah mengonfirmasi informasi yang beredar. Disebutkan bahwa pesawat mempertahankan ketinggian penerbangan di level penerbangan (FL370) di atas bandara yang dituju.
Kontrol Lalu Lintas Udara kemudian mencoba beberapa kali untuk menghubungi kru tetapi tidak mendapatkan jawaban.
Baru setelah sistem autopilot mati, alarm berbunyi dan membangunkan pilot yang tertidur pulas.
Selanjutnya, kedua pilot mengambil alih penerbangan dari mode otomatis untuk mendaraptkan pesawat di landasan 25L sekitar 25 menit kemudian.
Dari kejadian itu, tulis media, tampaknya sistem manajemen penerbangan pesawat telah diset untuk pendekatan ke bandara tanpa melakukan penurunan ketinggian.
Terhadap kejadian ini, perusahaan belum mengeluarkan pernyataan tentang penyebab insiden tersebut.
Di beberapa negara, anggota kru pesawat mengeluhkan kelelahan yang disebabkan oleh jam kerja pada suatu waktu.
Namun belum dipastikan apakah tertidurnya kedua pilot Ethiopian Airlies saat bertugas itu juga karena akibat kelelahan.
-Jaden-