Modernisasi F-22 Raptor, makin tua makin tajam dan lincah

Upgrade F-22 RaptorIstimewa

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kongres AS menginginkan agar F-22 Raptor tidak dipensiunkan bahkan agar ditingkatkan kapabilitasnya karena diakui jet tempur generasi kelima pertama ini masih dibutuhkan keberadaannya.

Awalnya, USAF ingin memensiunkan 33 F-22 dari jumlah 183 unit menjadi 150 unit saja. Anggaran dari pengurangan jumlah ini ingin dikonsentrasikan untuk pengembangan program Next Generation Air Dominance (NGAD) dan proyek unggulan USAF lainnya.

Menilik performanya sejak pertama berdinas di layanan USAF tahun 2005, F-22 Raptor memiliki kombinasi stealth, speed, agility (siluman, kecepatan, kelincahan).

Itulah yang membuat Raptor dengan persenjataannya yang disimpan di dalam badannya, sangat mematikan dan ditakuti di udara karena teknologi ini belum dikuasai oleh negara lain.

F-22 Raptor merupakan jet tempur paling canggih di eranya, menggabungkan fungsionalitas supercruise, kemampuan supermanuver, dan fusi sensor.

Desain Raptor dibangun untuk mengurangi emisi radio, sinyal infra merah, dan sinyal akustik sehingga sulit dideteksi oleh radar.

Pesawat ditengai dua mesin turbofan Pratt & Whitney F119-PW-100 dengan afterburner dan nozzle thrust vectoring.

Dengan mesin tersebut F-22 Raptor dapat berakselerasi hingga kecepatan Mach 2.

Pesawat bahkan dapat melakukan penerbangan supercruise dan mempertahankan kecepatan supersoniknya tanpa menggunakan afterburner.

F-22 dipersenjatai dengan enam rudal udara ke udara jarak menengah Raytheon AIM-120 dan dua rudal udara ke udara jarak pendek AIM-9M Sidewinder. Sementara senjata internal berupa gatling gun M61A2 20 mm dengan 480 butir peluru.

Menteri Angkatan Udara Frank Kendall mengatakan, Raptor adalah solusi dominasi udara untuk program NGAD.

Untuk menjaga agar jet tempur siluman pertama ini tetap kuat sekarang dan di masa depan, sebuah program yang disebut RACR (Raptor Agile Capability Release) pun kemudian digulirkan.

Program RACR akan meng-upgrade perangkat lunak dan mungkin akan mengubah sedikit pada komponen perangkat kerasnya.

Tujuannya, adalah membuat Raptor lebih cepat daripada saat pertama kali dibuat.

Program modernisasi F-22 Raptor dibagi menjadi beberapa fase.

Pertama adalah faser R1. Pada fase ini akan dilakukan pembaruan perangkat lunak dan perangkat keras seperti yang telah disebutkan.

Fase R1 sendiri akan terbagi menjadi tiga. Di fase pertama R1 akan ada uji non-lapangan berupa uji operasional awal hingga uji pengembangan.

Yang kedua, uji operasional khusus. Dan yang terakhir uji pemantauan pasca jatuh. Seluruh rangkaaian ini disinyalir telah selesai pada 16 Agustus 2021.

Saat ini, upgrade F-22 sedang masuk tahap kedua atau R2, yaitu tahap uji operasional. R2 sendiri mencakup banyak perangkat lunak pada AIM-260 Combined Air Tactical Missile (JATM) yang baru, tulis The Drive mengutip sumber yang mengetahui masalah ini. Dikatakan, teknologi baru di JATM jauh lebih maju daripada rudal AIM-120 AMRAAM.

Yang terakhir adalah tahap ketiga atau R3, meliputi uji perangkat lunak pada data link dan perbaikan pada sensor yang ada.

-Jaden-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *