AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Evolusi tank tempur utama M1 Abrams dari Amerika Serikat telah melahirkan M1A2 SEPv4 atau sering disebut M1A2D Abrams.
Tank ini mulai dikembangkan pada tahun 2017 sebagai bagian dari kontrak 92,2 juta USD yang diberikan kepada General Dynamics untuk mengonversi enam tank M1A2 ke versi M1A2D di tahun 2015.
Setelah prototipe versi peningkatan disetujui, perusahaan memperoleh buahnya, yaitu dengan mengantongi kontrak senilai 4,6 miliar USD pada Desember 2020 untuk membangun M1A2 SEPv3 Abrams dengan jumlah yang telah disepakati.
Konfigurasi M1A2C sebelum menjadi M1A2D mencakup tautan data medan perang, sistem penglihatan inframerah (FLIR) yang ditingkatkan, sistem senjata yang dikendalikan dari jarak jauh, mesin tambahan, dan sistem manajemen kondisi kendaraan.
Dari situ kemudian dikembangkan versi SEPv4 (M1A2D) yang merupakan versi paling canggih dari keluarga Abrams MBT.
Disebutkan, M1A2 SEPv4 adalah tank Abrams paling mematikan yang pernah dikembangkan.
Varian ini dilengkapi FLIR generasi ketiga (3GEN), yaitu teknologi dasar yang memungkinkan kru menemukan target musuh dari jarak yang lebih jauh.
Peningkatan ke titik bidik dan kompatibilitas dengan sistem tempur tambahan akan disertakan dalam 3GEN FLIR.
Tank dapat mengenali target dari jarak yang lebih jauh dan secara mandiri melacak objek dengan akurasi yang sangat baik.
Peningkatan tambahan lain mencakup sensor meteorologi canggih, penerima peringatan/deteksi laser, peluncur granat asap terarah, dan integrasi putaran tank 120mm multiguna canggih XM1147.
Kemudian ada penerima peringatan laser AN/VVR-4 dan sistem pengaburan cepat ROSY telah diuji coba oleh Angkatan Darat AS untuk diadopsi pada tank Abrams
Dengan fitur-fitur baru yang dimiliki, M1A2D disebut-sebut lebih unggul dari pesaingnya dari Rusia, yaitu T-14 Armata.
-Jaden-