AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pemerintah Australia memastikan bahwa bergabungnya Canberra ke dalam Pakta AUKUS (Australia, Inggris, Amerika Serikat) tidak akan menjadikan negara ini sebagai kekuatan nuklir di kawasan.
Hal tu dikatkan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dalam upaya menepis kekhawatiran sejumlah negara di kawasan.
“Kami bukan kekuatan nuklir. Ada kekuatan nuklir di kawasan, tetapi Australia bukan salah satunya,” kata Wong pada akhir bulan lalu, dikutip The Associated Press (AP).
Pakta AUKUS yang merinci rencana Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir telah menimbulkan kekhawatiran bagi beberapa pihak di kawasan Indo-Pasifik.
AUKUS dituding dapat meningkatkan ketegangan di sejumlah kawasan seperti di Laut Cina Selatan.
“Kami tetap sangat jelas bahwa kami tidak mencari, kami juga tidak akan pernah berusaha untuk mempersenjatai, memiliki kemampuan nuklir di kapal selam kami,” kata Wong.
Dia menyatakan dapat memahami bila orang mengira Australia akan memiliki senjata nuklir, padahal yang dimaksud adalah propulsi nuklir untuk kapal selam. Bukan membeli senjata nuklir.
Malaysia merupakan negara di kawasan yang telah menyatakan keprihatinan atas kesepakatan kapal selam AUKUS.
Wong kemudian melakukan perjalanan ke Malaysia untuk membahas masalah tersebut dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah.
“Malaysia sangat menghargai perdamaian dan keamanan regional di kawasan ASEAN. Kami ingin mempertahankan Laut China Selatan, khususnya, dan kawasan secara keseluruhan sebagai kawasan damai, perdagangan, kemakmuran,” kata Abdullah, dikutip The Guardian.
Meski demikian, lanjutnya, Malaysia tetap dalam posisi waspada dan mendengarkan kekhawatiran yang berkembang di masyarakat.
Australia mengangkat kepemimpinan pemerintahan baru pada bulan Juni. Wong mengatakan bahwa dia dan rekan-rekannya berkomitmen untuk memastikan keamanan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera.
-Poetra-