AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Israel (IAF) adalah pengguna terbesar jet serang A-4 Skyhawk buatan Douglas (kemudian menjadi McDonnell Douglas) di luar Amerika Serikat.
Negara yang menjadi anak emas AS di kawasan Timur Tengah ini mengakuisisi 217 A4 mulai tahun 1966, plus tambahan 46 unit lainnya yang ditransfer oleh AS dalam Operasi Nickel Grass.
Ekspor A-4 Skyhawk ke Israel, menjadikan AS sebagai pemasok pesawat tempur terbesar bagi Tel Aviv, menyingkirkan Perancis yang sebelumnya menjadi negara pemasok utama peralatan militer Israel.
Hadirnya Skyhawk di Israel yang dimulai setelah Perang Enam Hari, menjadikan pesawat ini sebagai tulang punggung pasukan serangan darat IAF selama lima dekade ke depan.
IAF menamai A-4E yang diperolehnya dari AS sebagai A-4H Ayit, yang dalam bahasa Ibrani berarti Elang.
Sejak akhir 1960-an dan 1970-an, Ayit berperan sebagai armada penyerang utama IAF dalam Perang Atrisi dengan Mesir dan Perang Yom Kippur dengan Suriah dan Mesir.
Kawanan Ayit melakukan misi pengeboman terhadap aset-aset vital musuh. Kelemahan muncul manakala A-4 mendapat hadangan dari jet tempur MiG-21 maupun MiG-17 yang memaksanya duel di udara.
Sebagai pesawat serang darat, A-4 tidak dirancang secara mumpuni untuk untuk melakukan pertempuran udara ke udara.
Meski demikian, persenjataan berupa roket dan peluru yang ada pada A-4 berhasil menjatuhkan dua MiG-17 di atas Lebanon.
Israel menyebut kehilangan lima A-4 dalam Perang Yom Kippur. Sedangkan musuh mengklaim berhasil menjatuhkan tujuh A-4 Ayit.
Mengenai prestasi duel udara A-4 Ayit, hal ini diraih pada bulan Mei 1970 di mana sebuah Ayit yang dipiloti oleh Kolonel Ezra Dotan berhasil menembak jatuh dua MiG-17 di atas Lebanon selatan. Satu pesawat rontok dengan tembakan menggunakan roket, sedangkan satu lagi rontok akibat tembakan meriam kaliber 30 mm.
Sebaliknya, tiga A-4 juga rontok oleh tembakan dari jet MiG-21 yang diawaki pilot Soviet dalam Perang Atrisi.
Mengenai A-4 Ayit, ini adalah A-4E yang diganti avioniknya oleh Israel. Demikian juga mesinnya ditingkatkan dengan mesin J52-P-8A yang memiliki kekuatan dorong lebih besar.
Persenjataan Ayit terdiri dari meriam DEFA 30 mm kembar menggantikan meriam Colt Mk.12 20 mm.
Modifikasi lainnya, termasuk punuk avionik dan knalpot yang diperpanjang.
Knalpot atau exhaust cone yang diperpanjang ini memberikan perlindungan yang lebih besar terhadap rudal permukaan ke udara pencari panas.
Sebanyak 90 A-4H digunakan menjadi pesawat serang utama dalam Perang Atrisi.
Pada awal 1973, Israel juga menggunakan A-4N Skyhawk yang telah ditingkatkan oleh AS berdasarkan model A-4M yang digunakan oleh Korps Marinir AS.
Varian ini melakukan misi pengeboman dalam Perang Yom Kippur dan serangan taktis lainnyha. Mereka melakukan serangan dalam Operasi Perdamaian untuk Galilea. Dalam serangan ini, salah satu A-4 Israel berhasil menembak jatuh sebuah MiG-17 Suriah.
IAF juga mengoperasikan A-4 model tandem untuk operasi serta pelatihan lanjutan dan pelatihan ulang.
Model jet latih A-4 ini pertama tiba pada tahun 1967.
Dalam perkembangan berikutnya, pada 2003 IAF meningkatkan lagi armada A-4 dengan menggandeng RADA Electronic Industries Ltd. Dalam paket ini selaing peningkatan kapabilitas juga meliputi pengiriman senjata dan pelatihan.
Dengan integrasi Head-up Display (HUD) menghasilkan Lead-in Fighter Trainer (LiFT) yang canggih untuk pilot pesawat tempur IAF di masa depan.
Di era 1980-an dalam Perang Lebanon 1982, A-4 juga diturunkan Israel dalam perang di Lembah Bekaa.
Naas, sebuah A-4 Israel yang dipiloti oleh Aharon Achiaz ditembak jatuh di atas Lebanon oleh SA-7 Suriah pada 6 Juni 1982.
Pada bulan Oktober 2008, karena masalah pemeliharaan, armada A-4H Ayit mulai ditarik dan diganti dengan pesawat yang lebih modern, yang mampu melakukan peran pelatihan yang sama baiknya dan juga mampu mengemban misi dukungan dan interdiksi dekat di medan perang.
Mulai tahun 2009, armada A-4H secara bertahap dan dijual ke negara lain. Peran Ayit pun telah digantikan oleh F-16.
Semua pesawat A-4 IAF yang tersisa, sepenuhnya dihapus mulai tahun 2014 karena IAF. Di tahun itu IAF pun mulai meneria Alenia Aermacchi M-346 Master dari Italia.
Armada A-4 IAF terakhir digunakan dalam operasi tempur di angkatan udara Israel pada tahun 2012 di atas Gaza.
Pada Juli 2013, Israel memulai program Teuza (Keberanian) dengan tujuan mengubah beberapa pangkalan militer menjadi tempat penjualan peralatan IDF yang sudah usang.
Model lama yang tidak cocok untuk kekuatan teknologi tinggi modern Israel pun dijual, termasuk jet A-4.
Pada 13 Desember 2015, semua A-4 Skyhaek Israel yang tersisa sudah pensiun dari layanan. Upacara pensiun berlangsung di markas Hatzerim IDF.
-Poetra-