AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Saat ini China telah menjadi produsen helikopter kelas dunia yang sejajar dengan Amerika Serikat melalui Sikorsky dan Bell, Rusia dengan Kamov dan Mil, Italia/Inggris dengan Leonardo (AW) dan Perancis/Jerman dengan Airbus Helicopters.
Dua perancang utama dan produsen helikopter China adalah Harbin Aircraft Industry Group (HAIG) dan Changhe Aircraft Industries Corporation (CAIC), keduanya di bawah naungan Avicopter.
Produk unggulan Harbin saat ini adalah Z-9 helikopter medium ringan serbaguna, Z-19 helikopter serang berawak dua, helikopter angkut multiperan Z-20 dan terbaru heli medium Z-15.
Sedangkan Change menawarkan produk berupa Z-8 helikopter kelas berat serbuguna, Z-10 helikopter serang berawak dua, Z-11 helikopter ringan serbaguna, dan helikopter angkut kelas berat multiperan Z-18.
Pengalaman dan jalan panjang ditempuh industri helikopter China hingga bisa menjadi mandiri seperti saat ini.
Semuanya dimulai dengan produk lisensi, juga kerjasama joint product dengan produsen helikopter papan atas dunia.
Helikopter produksi dalam negeri China dimulai saat membangun Harbin Z-5 (Zhishengji = helikopter) yang dibuat berdasarkan heli serbaguna Mil Mi-4.
Uni Soviet memberi China cetak biru Mi-4 hanya beberapa tahun sebelum perpecahan hubungan akrab mereka dikenal sebagai Sino-Soviet pada tahun 1958.
Penerbangan perdana Z-5 sukses dilakukan pada 14 Desember 1958. Produksi massalnya dimulai pada pertengahan 1960-an, total 558 unit pernah dibuat.
Harbin telah menghasilkan sejumlah varian unik melalui model Z-5 ini yang digunakan oleh Tri Matra militer (PLA, PLAAF dan PLANAF).
Berdasarkan Z-5, Harbin berupa mengembangkan helikopter baru dengan kode Z-6 (Harbin/CHDRI Z-6), kabin lebih panjang dengan posisi mesin yang telah dipindah dari depan ke atas badan.
Penerbangan perdana Z-6 berhasil dilakukan pada 15 Desember 1969. Dilaporkan hanya sekitar 11-15 unit Z-6 yang pernah dibuat dari total 100 pesanan.
Proyek Z-6 akhirnya dihentikan setelah didapati kinerjanya kurang bagus dibandingkan Z-5 pendahulunya.
Selanjutnya pada 1969, Angkatan Udara China (PLAAF) membutuhkan helikopter angkut baru yang lebih besar.
Sebagai aksi tindak lanjut, pada tahun yang sama dibentuklah sebuah lembaga khusus yang ditunjuk untuk mengembangkan proyek helikopter dengan kode Z-7.
Helikopter baru ini memiliki berat tinggal landas maksimum (MTOW) 22.600 kg, yang akan dibekali sepasang mesin WZ-5A (WoZhou5Jia) juga disebut 792A (792Jia).
Untuk spesifikasinya, Z-7 memiliki panjang 19.67 m (termasuk rotor), diameter rotor 25,31 m, lebar badan 2,1 m dan tinggi 1,95 m.
Pada tahun 1970 model skala penuh Z-7 mulai dibangun dan dilanjutkan dengan pembuatan dua prototipe untuk uji statis dan uji terbang.
Sayangnya helikopter asli dalam negeri Z-7 ini tak pernah sampai masuk jalur produksi. Proyeknya sendiri resmi dihentikan pada 1979.
Sebagai penggantinya, Pemerintah China akhirnya memutuskan untuk memproduksi dibawah lisensi helikopter angkut berat dari Perancis.
Helikopter yang menjadi pilihan adalah Aérospatiale (sebelumnya Sud Aviation) SA 321 Super Frelon (Super Hornet), dibekali tiga mesin dan berkemampuan amfibi (mendarat di atas permukaan air).
Pengembangan Z-8 dimulai tahun 1976 yang dikerjakan oleh pabrik pesawat Changhe berbasis di Jingdezhen.
Program pembangunannya sempat tertunda pada 1979 karena kesulitan teknis dan krisis keuangan, dan baru dilanjutkan kembali tahun 1985.
Penerbangan perdana prototipe pertama Z-8 berlangsung pada Desember 1985 disusul prototipe kedua melakukan penerbangan pertamanya pada Oktober 1987.
Z-8 tak lagi menggunakan mesin turboshaft Turboméca Turmo IIIC berdaya 1,160 kW tapi mengadopsi mesin lokal turboshaft Changzhou WZ-6 yang berdaya 1.128kW.
Z-8 diawaki 5 kru, membawa 27 penumpang atau 15 tandu. Memiliki berat lepas landas maksimum (MTOW) 13.000 kg.
Helikopter Z-8 sendiri baru resmi berdinas untuk penerbangan Angkatan Laut China (PLANAF) pada Agustus 1989.
-RBS-