AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Mendapatkan sanksi dari Boeing dan Airbus dengan dihentikannya penjualan pesawat dan suku cadang ke Rusia, membuat Moskow harus mencari mitra yang dapat membantu menawarkan solusi.
Iran pun hadir dengan pengalamanan beberapa dekade dikenai sanksi oleh Amerika Serikat, namun hingga saat ini tak membuatnya kolaps.
Iran bahkan telah berhasil melakukan perawatan pesawat-pesawat Boeing dan Airbus dengan memperoleh suku cadang dari pihak ketiga.
Untuk perawatan pesawat pun Iran mempelajarinya dari manual-manual yang telah didapatkannya.
Iran dan Rusia kini diberitakan telah mencapai kesepakatan untuk melakukan kerja sama. Hal ini sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas yang akan meningkatkan jumlah penerbangan penumpang dengan frekuensi hingga 35 penerbangan seminggu antara kedua negara.
Pembicaraan antara pejabat senior otoritas penerbangan sipil kedua negara pada hari Selasa memperkuat ketentuan perjanjian. Salah satu poin perjanjian adalah mewajibkan ahli MRO Iran untuk melakukan perbaikan dan perawatan pada jet yang dioperasikan perusahaan Rusia.
Kesepakatan ini mengikuti pertemuan tanggal 19 Juli di Teheran antara Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Iran Ebrahim Raisi, dan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei.
Ketiganya berjanji untuk mengambil semua langkah yang mungkin untuk memperluas kerja sama antara kedua negara agar dapat menahan tekanan ekonomi dari Barat dengan lebih baik.
Di bawah sanksi ekonomi AS dan Uni Eropa, Rusia dan Iran telah mencapai kesepakatan yang akan memungkinkan ekspor suku cadang dan peralatan buatan Iran ke Rusia.
Kebutuhan Rusia akan keahlian Iran dalam pemeliharaan dan perbaikan berasal dari fakta bahwa MRO-nya sendiri tidak memiliki kapasitas industri untuk melakukan semua pekerjaan yang diperlukan pada pesawat buatan AS dan Uni Eropa.
Akibatnya, operator lokal memesan sejumlah besar pekerjaan dari pusat pemeliharaan dan perbaikan Eropa, tetapi layanan mereka menjadi tidak tersedia setelah invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari.
Meskipun Iran tidak memiliki izin untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada pesawat buatan AS dan Uni Eropa, negara tersebut menguasai prosedur masing-masing menggunakan dokumentasi yang diperoleh dari pihak ketiga dan melalui rekayasa balik.
-Poetra-