AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Drone perang elektronik FH-95 yang dikembangkan di dalam negeri oleh China telah dinyatakan lulus uji kinerja.
Para ahli menyebut, kemampuan perang elektronik UAV baru ini akan menambah dimensi baru pada drone pengintai bersenjata yang populer.
FH-95 dikembangkan oleh Aerospace Times Feihong Technology Co (ATFTC) di bawah China Aerospace Science and Technology Corp milik negara.
Drone pengintai bersenjata elektronik jarak menengah ini berhasil menyelesaikan uji kinerja di pangkalan uji yang dirahasiakan, tulis majalah UAV yang berbasis Beijing seperti dikutip Global Times.
FH-95 memiliki bobot lepas landas lebih dari satu ton dan dapat membawa muatan lebih dari 250 kg dalam berbagai pilihan muatan misi.
Drone mampu terbang lebih dari 24 jam, memungkinkan operator untuk melakukan misi tempur kompleks termasuk pengintaian komprehensif di lingkungan medan perang yang diperebutkan.
Selain misi tradisional seperti pengintaian bersenjata, patroli perbatasan dan pengawasan maritim, pesawat tak berawak perang elektronik FH-95 dapat bekerja dalam formasi dengan jenis pesawat tak berawak lainnya.
Drone FH-95 akan memberikan gangguan elektronik kepada musuh dan perlindungan kepada tim kawan saat melaksanakan misinya.
Drone seri FH-95 menyelesaikan uji terbang pertamanya pada tahun 2017.
Drone ini kemudian dikirim ke klien utama pada tahun 2019 dan menerima kontrak ekspor pertamanya pada tahun 2021.
Varian baru seri FH-95 telah melakukan uji terbang di pangkalan uji di Cina Barat Laut baru-baru ini, laporan menyebutkan.
-Jaden-