AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – China menjadi negara kedua setelah Amerika Serikat yang berhasil mengembangkan pesawat AEW&C berbasis di kapal induk secara mandiri.
Dengan kehadiran pesawat Xian KJ-600 menjadikan Angkatan Laut China (PLAN) menjadi pengguna ketiga pesawat peringatan dini udara dan kontrol (AEW&C) yang berbasis di kapal induk.
Pertama sebagai pionir adalah Angkatan Laut AS (US Navy) dengan Northrop Grumman E-C Hawkeye dan E-2D Advanced Hawkeye.
Selanjutnya yang kedua adalah Angkatan Laut Perancis dengan E-2C Hawkeye yang beroperasi dari kapal induk Charles de Gaulle.
Pengembangan KJ-600 oleh China sudah berlangsung paling tidak lima tahun.
Tanda-tanda pengembangan pesawat ini pertama kali terlihat saat beredarnya foto KJ-600 di dunia maya pada Januari 2017.
Saat itu mock-up KJ-600 terlihat bertengger di atas dek tiruan kapal induk Type 002 yang berlokasi di sebuah tempat di Wuhan, Provinsi Hubei.
Tampak pula berjajar mock-up jet tempur J-15 Flying Shark dan heli angkut Z-8.
KJ-600 (kadang disebut H-600) dikembangkan bersama oleh pabrik pesawat Xian (XAC) bersama lembaga riset Institut 603. Pesawat dibuat berdasar pengalaman merancang demonstrator teknolgi JZY-01 AEW&C sebelumnya.
Untuk mengoperasikan KJ-600 dibutuhkan 5-6 awak termasuk pilot, kopilot, dan beberapa personel untuk menjalankan sistem radar dan kontrol tempur.
KJ-600 dibekali dua mesin turboprop WJ-6C atau WJ-6E berdaya masing-masing 5.100 hp dengan baling-baling berbilah enam. Mesin ini telah digunakan pada pesawat angkut Y-9.
Adapun jenis radar yang dipilih digadang berupa active electronically scanned array (AESA) yang dipasang pada piringan berputar untuk memberikan cakupan pantauan 360 derajat penuh.
Pada Airshow China di Zhuhai, November 2018, Institut 14 (NRIET) atau grup elektronik China CETC mempresentasikan video radar AESA untuk pesawat AEW&C yang dinamai KLC-7 Silk Road Eye .
Radar KLC-7 digadang mampu mendeteksi dan melacak target udara seperti pesawat terbang dan rudal jelajah yang terbang di beragam ketinggian termasuk meluncur rapat dengan permukaan tanah.
Radar ini juga dapat mendeteksi target laut (kapal permukaan) dan memberikan titik koordinat mereka dalam tiga dimensi.
Platform ini diperkirakan dapat melacak beberapa ratusan target secara bersamaan dan sekaligus memandu puluhan rudal udara ke udara untuk mencegat target yang ada.
-RBS-