AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) dan Angkatan Penerbangan Angkatan Laut (PLAAN) memperbanyak jumlah calon pilot militer baru dan mempercepat program pendidikannya.
Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya produksi pesawat militer yang akan digunakan oleh PLAAF dan PLAAN di masa mendatang.
Kedua matra penerbangan militer China ini memastikan untuk memiliki personel yang cukup dan berkualifikasi tanpa mengabaikan kualitas.
Global Times pada 24 Juli melaporkan, kelompok pertama kadet pilot dilatih menggunakan jet tempur buatan dalam negeri J-10 setelah mereka lulus dari Akademi Penerbangan Shijiazhuang.
Setelah mahir dan lulus menerbangkan J-10, para pilot muda ini pun di kirim ke garis depan, kata Televisi Pusat China (CCTV).
Pada tahun 2020, Akademi Penerbangan Shijiazhuang untuk pertama kalinya menerima J-10 dan memulai pengujian dengan program pelatihan baru.
Meskipun dibutuhkan empat hingga enam tahun pelatihan penerbangan bagi seorang kadet pilot untuk menguasai J-10, dengan program baru kini hal itu dapat dicapai dengan waktu tiga tahun.
Dengan usia rata-rata 23 tahun, kelompok pertama kadet pilot dalam program baru ini dipilih dari kadet pilot yang dilatih dengan pesawat latih dasar CJ-6 di Aviation University of Air Force.
PLAAN baru-baru ini juga menyelesaikan program rekrutmen kadet percontohan tahunan untuk pesawat yang berbasis di kapal induk.
“Dari taruna pilot yang baru direkrut, 41,5% telah memenuhi syarat untuk belajar menerbangkan jet tempur berbasis kapal induk. Ini cukup untuk memenuhi permintaan pelatihan personel jet tempur berbasis kapal induk,” ujar Chu Hanqiang, Kepala Kantor Perekrutan Pilot Angkatan Laut PLA.
-Jaden-